Don’t Hate Me

Don’t hate me

Cast       : Shin HaMi

Choi Minho

Author  : Laala

 

——————————————————————————————————————————–

 

“Yak!!! Kau!! Tidak bisakah kau membantuku??” Teriak seorang yeoja kepada namja yang sedang asik mendengar musik dari ipod nya

“Siapa yang kau maksud??” Jawab namja itu santai sambil melepas headset yang ia kenakan dengan santainya

“Tentu saja kau apa ada orang lain lagi di ruangan ini??” Yeoja itu menaikkan nada suaranya karena mulai geram

“Aish, aku punya nama, tidak bisakah kau memanggil namaku dengan sopan??” Jawab namja itu dengan angkuhnya

“Untuk apa memanggil orang tidak tahu diri seperti kau dengan sopan??”

“Apa maksudmu aku tidak tahu diri?? Sudahlah berisik sekali kau ini!!”

“Aish, tidak bisakah kau tidak membuatku makin susah??”

“Mwo?? Aku membuatmu makin susah?? Aku hanya duduk  bagaimana bisa membuatmu makin susah??”

“hhh, Minho yaa, tidak bisakah kau membantu membersihkan kelas ini juga agar kita dapat segera pulang??” Yeoja itu melemahkan nada suaranya

“Mengapa kau tidak berkata seperti itu dari tadi saja.”

“Aish, menyebalkan sekali kau ini!!”

“Yak!! Masih baik aku tidak menyuruhmu memanggilku sunbae. Aku kan lebih tua darimu.”

“Lebih tua setahun saja kau sombong. Ini buang sampahnya.” Jawab yeoja itu ketus sambil menyerahkan plastik sampah.

“Ne, hami-aah”

 

Itulah kegiatan wajib mereka, selalu bertengkar setiap harinya. Shin Hami dan Choi Minho. Ada saja sesuatu yang mebuat mereka selalu bertengkar dari hal kecil sekalipun.

 

Minho adalah murid pindahan dari Seoul. Ayah minho mendapat tugas untuk menjadi kontraktor bangunan di Goyangshi yang membuat minho dan keluarganya pindah ke Goyangshi kecuali kakak minho. Kakak minho memilih tetap tinggal di Seoul. Awalnya minho memaksa untuk tinggal bersama hyungnya, tapi karena orang tuanya tidak mengijinkan dengan terpaksa minho ikut pindah bersama orang tuanya dan masuk ke sekolah yang sama dengan Hami.

 

Hami POV

Drrt drrt. Hapeku bergetar saat aku sedang mengisi buku piket. Telpon, dari Gara oppa. Ada apa dengannya?

“Yoboseyo?? Oppa, wae??”

“Anii, ini onew. Hami-aah, kondisi Gara drop lagi.”

“Mwo?? Ada apa dengan Gara oppa??”

“Anii, tensinya turun lagi. Bisakah kau kemari dan membawakan buah. Aku tidak berani meninggalkannya sendiri.”

“Emm, ne. Aku akan kesana. Annyeong.”

 

Aku menutup telponnya. Gara oppa, aku mohon bertahanlah.

 

“Nuguya??”

“Eh?? Mwo??” Aish, namja menyebalkan ini lagi.

“Yang tadi menelponmu. Nuguya??”

“Anii, chingu oppaku. Apa kau sudah selesai membuang sampah?? Aku ingin pulang.”

“Ne, pulanglah.”

 

Aku segera meninggalkan kelas dan pergi ke toko buah terdekat. Aku membelikan beberapa buah dan ayam goreng untuk onew oppa. Dia pasti senang.

 

Aku menunggu bus tujuan rumah sakit di halte. Mengapa tidak ada ya??

 

Splash. Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang dan melewati genangan air hingga air kotor itu mengenaiku. Jaket dan rokku jadi kotor karenanya

 

“YAK!!! Aish sincha!! Tidak bisakah kau berhati-hati sedikit!!”

“Mianhee. Eh?? Hami-aah.” Namja ini lagi mengapa aku terus bertemu dengannya (–˛ — º)

“Yak!! Kau!! Apa kau tidak bisa berhati-hati sedikit?? Kau membuat pakaianku kotor.”

“Mianhee.” Mwo?? Hanya mianhee. Namja tidak tahu diri. Aku mencoba membersihkan bajuku menggunakan tissue yang aku punya.

 

“Tidak akan bisa dibersihkan menggunakan itu.”

“Hh, wae kau masih di sini?? Pergilah.”

“Mau kemana kau??”

“Bukan urusanmu.”

“Yak!! Aku bertanya baik-baik padamu!!”

“Aku mau ke rumah sakit!!” Bentakku padanya

“Naiklah, aku akan mengantarmu.”

“Shirruh.”

“Yak!! Kau ini, sudahlah. Cepat naik.”

“Shirruh, aku naik bus saja.”

“Apa kau tidak malu naik bus menggunakan pakaian yang kotor seperti itu?? Sudahlah aku antar kau. Sekalian sebagai ucapan maafku.”

 

Aku berpikir sebentar. Benar juga apa yang di katakan minho. Ya sudahlah, lagian bus nya juga tidak datang-datang. Dengan ragu aku mencoba naik ke motornya.

 

“Apa kau yakin duduk dengan posisi seperti itu??” Maksudnya?? Apa yang salah dengan posisi dudukku??

“Mworago??”

“Sini,” Minho menarik lenganku untuk memeluknya. “Lebih aman jika seperti ini, kkaja.”

 

 

10menit. Hanya butuh 10 menit bisa membuat aku sampai di rumah sakit, rokku pun juga jadi kering. Kencang sekali namja ini mengendarai motornya.

 

“Sudah sampai, gomaptaa.”

“Ne. Chakamman.”

“Wae??”

“Ini, pakailah.” Minho memberikan jaketnya padaku.

“Tidak usah. Aku tidak apa-apa.”

“Aish kau ini. Sudahlah pakai saja. Aku pulang. Annyeong.”

 

Aku memakai jaket yang dipinjamkan minho. Entah mengapa sedari tadi di perjalanan jantungku berdegup kencang. Perasaan apa ini, mungkin aku hanya tidak terbiasa saja.

 

Aku langsung bergegas pergi ke ruang inap Gara oppa, dia tersenyum. Tapi wajahnya tetap pucat. ‘Oppa, cepatlah sembuh. Untukku, jebal’

 

———————————————————–

 

Hari ini aku berencana mengembalikan jaket milik minho. Aku melirik bangku tempatnya duduk, tapi hanya ada tasnya. Kemana lagi namja itu. Aku menanyakan kepada Taemin, teman duduk minho. Taemin mengatakan katanya Minho sedang di kantin.

 

Aku langsung pergi ke kantin. Entah mengapa aku ingin mengembalikan jaket ini sekarang padahal aku bisa menunggunya di kelas.

 

Aku tiba di kantin. Minho ada di meja pojok, sepertinya dia sedang tidur. Aku berjalan menghampirinya, tapi tiba-tiba saja ada yeoja yang menghampirinya. Dia membangunkannya, yeoja itu menggelayutkan lengannya ke lengan minho. Siapa yeoja itu, apa yeoja chingu minho??

 

Mereka berbincang-bincang. Sesekali minho tersenyum menanggapi omongan yeoja itu. Aku hanya melihat mereka dari kejauhan. Bel masuk sudah berbunyi, tapi aku tetap tidak beranjak, tetap memperhatikan minho dan yeoja itu.

 

Omo~ apa itu, yeoja itu mencium pipi minho. Mengapa dadaku sesak melihatnya?? Apa aku cemburu?? Tapi, aku tidak menyukai minho. Bagaimana bisa aku menjadi cemburu terhadap yeoja itu?? Aish, menyebalkan sekali. Aku langsung kembali ke kelas dan meninggalkan mereka.

 

Sesampainya di kelas aku hanya duduk diam. Seharian inipun aku tidak mendengarkan apa yang sonsengnim jelaskan. Bayangan yeoja dan minho terus berputar-putar di kepalaku. Aish, apa yang terjadi padaku.

 

Bel pulang sudah berbunyi, aku langsung berlari ke luar kelas. Sayup-sayup aku mendengar minho memanggil namaku. Tapi aku tidak memedulikannya. Yang aku inginkan hanya pulang dan menemui Gara oppa.

 

Minho POV

 

Sudah dua minggu ini aku tidak bertengkar dengan Hami. Ada apa dengannya?? Apa dia sudah bosan bertengkar denganku?? Atau, aku berbuat salah padanya?? Hari ini jadwalku piket, aku akan menggodanya. Akan aku buat dia kesal. Hehe

 

Hami sedang membersihkan kelas dan aku hanya duduk di meja guru. Biasanya dia akan memarahiku. 5menit. 10menit. Mengapa tidak ada respon darinya??

 

Aku mencari cara lain, aku menghamburkan sampah yang tadi sudah dia kumpulkan. Dia hanya menghela napas, ada apa dengannya??

 

“Yak, hami-aah?? Apa kau baik-baik saja??”

“Ne, gwenchana.”

“Kau tidak marah padaku, wae??”

“Anio,”

“Kau aneh.”

“Hem, memang. Kau boleh pulang kalau kau tidak tahan denganku. Aku akan membersihkannya sendiri.”

 

Ada apa dengannya?? Mengapa dia berkata seperti itu?? Apa aku sudah keterlaluan?? Anii, sepertinya dia saja yang sensitif.

 

——————————————————–

Akhir-akhir sangat membosankan. Hami tidak pernah menanggapi keisenganku lagi. Dan hari ini, hari ketiga dia tidak ke sekolah. Ada apa dengannya?? Apa dia sakitt?? Aku sungguh menghawatirkannya.

 

“Taemin-aah, akhir-akhir ini aku tidak melihat Hami, kemana dia??”

“Dia sedang izin.”

“Ohh. Taemin-aah, apa kau merasa ada yang berbeda dengan Hami??”

“Anii. Emm, mungkin dia kecapean.”

“Mwo?? Memangnya apa yang dia kerjakan??”

“Apa kau tidak tahu?? Oppa Hami sudah 2bulan terakhir di rawat di rumah sakit dan kedua orang tuanya sedang di tugaskan ke seoul. Mungkin dia sibuk merawat oppanya.”

“Jincha?? Mengapa aku tidak tahu sama sekali.”

 

Aku merasa sedih mendengar apa yang dikatakan Taemin. Apa sebaiknya aku mencarinya di rumah sakit sekarang?? Mungkin Hami sedang menjaga oppanya.

 

Aku sampai di rumah sakit, aku mencoba menanyakan pada receptionist. Benar apa kata Taemin, oppa Hami sudah 2 bulan di rawat di sini, dia terkena penyakit ginjal akut. Kasihan Hami. Mengapa tiba-tiba perasaanku menjadi campur aduk mendengarnya??

 

Aku langsung menuju ruang yang diberi tahukan suster tadi. Aku melihat Hami. Tapi, dia menangis. Ada apa dengannya?? Aku langsung mempercepat langkahku untuk menemuinya.

 

“Hami-aah, gwenchana??”

“Minho?? Apa yang kau lakukan di sini??” Hami langsung menghapus air matanya saat menyadari keberadaanku.

“Ada apa dengan oppamu?? Apa dia baik-baik saja??”

“Oppa, Gara oppa harus segera di operasi. Jika tidak dia tidak bisa hidup lebih lama.” Hami kembali meneteskan air matanya. Aku memeluknya. Menepuk pundaknya untuk menenangkannya.

 

“Aku percaya oppamu akan baik-baik saja.”

“Emm. Gomawo minho yaa.” Aku melepaskan pelukanku. Aku menatapnya dan menghapus air matanya.

 

 

Sudah seminggu secara rutin aku mengantar Hami ke rumah sakit setelah pulang sekolah. Oppa Hami pun sudah mulai berangsur membaik.

 

“Apa kau tidak bosan setiap hari menemaniku di sini??”

“Ani.. Aku.. Aku hanya tidak ada kerjaan jadi selalu ke sini.” Yak!! Minho baboya!! Mengapa kau malah berkata seperti itu??

 

“Ohh. Pulanglah, kau pasti lelah. Aku bisa sendiri.”

“Anii. Aku mau menemanimu. Bolehkan??”

“Pulanglah!! Aku tidak mau mebuat yeojachingu mu marah.”

“Mwo?? Yeojachingu??” Yeoja chingu?? Siapa yang di maksud Hami??

“Emm, yeoja manis yang berambut ikal. Yang waktu itu menciummu di kantin. Dia yeojachingumu kan??” Aku mencoba mencerna kata-kata Hami.

“Haahaa.. Hamii-aah. Dia bukan, apa kau cemburu padanya??”

“Mworago?? Cemburu?? Anii.. Tentu saja tidak.” Tiba-tiba saja wajah Hami bersemu merah. Apa benar dia cemburu??

 

“Apa yeoja yang kau maksud Lala??”

“Molla, aku tidak mengenalnya.” Jawab Hami cuek. Aku rasa dia salah paham.

“Hami-ahh, dia adikku. Bukan adik kandungku sie. Tapi aku menyayanginya.”

“Mwo?? Jincha??”

“Emm, ne. Yasudah, sepertinya aku mengganggumu di sini. Aku pulang. Annyeong.”

 

 

Hari ini entah mengapa aku bergairah untuk pergi sekolah. Aku bangun sangat pagi dan langsung bergegas ke rumah Hami untuk menjemputnya. Aku belum pernah menjemputnya. Tapi aku harap dia tidak marah aku menjemputnya.

 

Aku sampai di rumah Hami. Sepi. Aku memberanikan diri bertanya kepada tetangga Hami.

 

“Annyeong, ahjumma. Apa kau tahu kemana Hami pergi??”

“Ohh, Hami dan Oppanya pagi-pagi sekali pergi ke bandara.”

“Mwo?? Bandara??”

“Ne, mereka akan pergi seoul untuk pengobatan Gara. Wae??”

“Anii. Kamsha Hamnida ahjumma.”

 

Aku langsung mengegas motorku menuju bandara. Hami, wae?? Wae kau pergi ke seoul?? Tanpa memberitahuku …

 

Author POV

 

Minho segera berlali mengelilingi bandara mencari Hami. Dan akhirnya, Minho menemukan Hami dan oppanya serta kedua orang tua Hami.

 

“HAMI” Minho meneriakkan nama Hami. Spontan Hami menoleh dan terkejut menyadari minho yang memanggilnya.

 

“Minho?? Mw.. Mwo haeyo??”

“Kau, apa kau akan pergi ke Seoul??”

“Anii, aku hanya mengantarkan Oppa dan orang tuaku saja. Aku tetap di sini. Wae??”

“Jinchayo??” Minho bernafas lega, ternyata salah, Hami tidak ikut pergi ke Seoul.

 

“Wae?? Wae kau menyusulku ke sini??”

“Ah?? A Anii.”

“Kau takut kehilangan aku ya??”

“Anii.. Tentu saja tidak.”

“Lalu??”

“Aku.. Aku hanya mau kau mengembalikan jaketku sebelum kau pergi.”

“Mwo?? Kau menyusulku kemari hanya untuk itu??”

“Emm, ne. Wae??”

“Aish, gotjimal!! Pulanglah. Aku tidak mau melihatmu.” Hami meninggalkan Minho dan mengantar oppa beserta kedua orang tuanya karena pesawat orang tuanya akan berangkat.

 

 

“Hami-aah.”

“Minho?? Apa yang kau lakukan?? Bukankah aku sudah menyuruhmu pulang??”

“Aku.. Emm.”

“Wae??”

“…”

“Aku pulang.”

“Anii. Chakamman, ada yang ingin aku katakan.”

“Shirruh. Aku tidak mau mendengarnya.” Hami terus berjalan meninggalkan Minho.

 

“Hamii-Ah,” Minho berdiri di depan Hami dan mengenggam tangan Hami.

“Hamii-aah,”

“Wae??”

“Emm,”

“Minho-ya. Sesusah itukah??”

“Eh?? Mwo??”

“Saranghae. Sesusah itukah mengatakan kata itu??”

“Hamii-ahh, kau mencintaiku juga??”

“Emm, saranghae. Wae??”

“Anii. Hanya saja.”

“Hanya saja apa??”

 

Minho hanya diam memandang wajah Hami. Tiba-tiba saja Minho mendekatkan wajahnya pada wajah Hami, dan

 

CUP

 

Minho mencium bibir Hami. “Hami-aah, saranghae. Jeongmal saranghaeyo. Maukah kau menjadi kekasihku??”

“Emm, ne. Nado saranghanda Choi Minho.”

 

Minho memeluk Hami. Hami pun membalas pelukan Minho dengan hangat.

 

Fin♡

it has to be you

It Has To Be You

Genre   : Romance , sad

Cast       : Lala Kwon

Lee Taemin

Park EunLa

Kim Heechul

Author  : Lala

——————————————————————————————————————————————

 

“Minnie-ahh..”

Yeoja itu memanggil nama kecilku dengan riang sambil memelukku dari belakang.

“Chagiya. Ahh, bogoshipoyo.” Aku mengelus lembut tangannya yang bergelayut di leherku. “Kemari, duduklah di sampingku.”

Aku langsung menggeser dudukku dan mempersilahkan dirinya untuk duduk di sampingku. Dia duduk disampingku, memeluk pinggangku dan menyandarkan kepalanya di dadaku. Aku yakin dia bisa mendengar detupan jantungku yang tidak beraturan.

“Bagaimana kuliahmu hari ini??”
“Membosankan.”
“Eh?? Wae??”
“Tidak ada kau di kelasku.”
“Kau ini. Aku sudah ada disampingmu sekarang. Otte?? Kau sudah tidak bosan kan??”
“Emm. Aku sangat bahagia. Karena kau chagiya.”
“Saranghae..”
“Nado saranghae. Chagiya, kkaja kita pulang. Aku laparr.”
“Ne, kkaja.”

Yeoja itu adalah yeoja chinguku. Yeoja chingu yang sangat aku sayangi. Setelah ibuku tentunya. Dia sangat manis. Aku mencintainya sejak awal aku melihatnya. Memang tidak ada yang special dari penampilannya, sama seperti yeoja lainnya. Tapi dia adalah yeoja yang ceria dan bisa membuat hatiku menjadi berdebar tidak menentu saat aku dengannya. Jeongmal. Aku sangat mencintainya. Sangat.

Drrrt. Drrrt. Drrt.
“Yoboseyo.”
“…”
“Wae appa??”
“…”
“Emm, ne arrasseo.”

“Nuguya??”
“Eh? Nae appa. Dia ingin aku menemuinya. Katanya ada sesuatu hal yang penting.”
“Oh, kalau begitu cepat habiskan makanannya. Jangan membuat appa mu menunggu.”
“Ne. Emm. Lala-ahh.”
“Ne??”
“Aku ingin memperkenalkan kau dengan orang tuaku.”
“Mwo?? Bukankah mereka sudah mengenalku?? Begitupun denganku.”
“Anii. Aku ingin. Ingin melamarmu.”
“Mwo?? Minnie-ahh. Jinchayo??”
“Ne. Kau mau kan??”
“Emm. Tentu chagiya.”
“Jincha?? Jeongmal haengbokhe. Gomawo lala-ahh. Saranghae. Aku akan mengatakannya pada appa nanti.”
“Emm. Ne”

Setelah mengatarkan Lala sampai depan rumahnya aku langsung melajukan mobilku menuju kantor appa. Aku yakin appa pasti akan setuju mendengarnya. Eomma juga. Dia sudah lama mengenal Lala. Dan aku yakin dia akan menyutujui keputusanku dan mendukungku.

Aku sudah sampai di kantor appa. Aku menekan tombol 8, lift menutup dan mengantarku ke lantai 8. Kantor appa.

Aku membuka pintu kantor appa. Entah mengapa perasaanku menjadi tidak enak. Jantungku terus berdegup kencang. Nafasku juga menjadi agak sesak. Apa yang terjadi padaku. Perasaan apa ini.

“Annyeong appa.”
“Taemin. Ada sesuatu yang ingin sampaikan padamu. Kabar gembira.”
“Jinchayo?? Whoaa banyak sekali kabar gembira hari ini. Aku juga punya kabar gembira untuk appa.”
“Ehm. Appa ingin kau menikah.” Appa menginginkan aku menikah. Pas sekali. Aku yakin pasti appa merestuiku dengan lala. “Dengan anak teman bisnis appa.” Mwo?? Apa maksud appa??
“Appa, kau. Maksudmu??”
“Appa mau menjodohkanmu dengan anak teman bisnis appa. Dia anak yang baik. Appa yakin kau akan menyukainya. Kau mau kan??”
“Tapi appa, aku..”
“Lalu, apa kabar baik yang mau kau beritahu padaku??”
“Aku mau menikah, tapi..”
“Baguss. Berarti ini sudah fix. Appa akan membicarakannya pada teman appa tersebut.”
“Appa aku ingin menikah, tapi bukan dengan”
“Sudahlah taemin, appa sibuk. Appa pergi meeting dulu.”

Apa maksud appa?? Appa menjodohkanku?? Dengan anak temannya yang bahkan belum aku kenal sama sekali. Melihatnya pun aku tidak pernah. Andwaee. Aku tidak mau, aku hanya mau menikah dengan orang yang aku cintai. Aku hanya mau menikah dengan Lala.

“Lala-ahh, mengapa malam-malam begini kau mengajakku bertemu??”
“Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu.”
“Mwo?? Apa itu??”
“Aku ingin kita putus. Aku tidak mau bersamamu. Aku sudah bosan.”
“Tapi, kita akan menikah. Kau juga setuju akan menikah denganku. Mengapa kau menjadi berubah seperti ini. Chagiya, aku mohon jangan bercanda.”
“Anii. Aku tidak bercanda. Aku serius, taemin. Aku ingin kita putus.”
“Kalau aku tidak mau?? Mengapa kau diam?? Apa kau benar tidak mencintaiku lagi??”
“Ne. Aku tidak mencintaimu lagi. Bahkan aku tidak pernah mencintaimu. Selama ini aku hanya memanfaatkanmu.”

Omo, apa ini?? Apa benar segala hal yang dikatakan lala?? Dia tidak mencintaiku?? Bahkan tidak pernah sedikitpun??

“Lala-aah, tatap mataku. Katakan, apa benar kau tidak mencintaiku??” Aku menarik wajah Lala hingga matanya bertemu dengan mataku.
“Ne!! Aku tidak mencintaimu. Sedikit pun. Arra??”
Bagai terkena petir. Hatiku sakit sekali. Apa ini. Apa Tuhan tidak menyayangiku lagi hingga memberiku cobaan seperti ini??

Lala langsung pergi, meninggalkan aku di taman ini sendirian. Meninggalkanku tanpa mengatakan suatu kata apapun. Mengapa dia tega berkata seperti itu?? Dia bilang tidak pernah mencintaiku?? Apa itu benar dari dasar hatinya?? Lala-aah. Aku mohon kembalilah.

——————————————————-

Hari ini adalah hari pernikahanku. Aku sudah tidak dapat memikirkan sesuatu apapun lagi. Yang aku inginkan sekarang adalah kematian. Aku ingin mati, ingin pergi dari dunia ini.

“Adeul, apakah kau sudah siap??” Eomma masuk ke ruangan yang disediakan untuk perngantin pria.
“Eomma. Eomma, aku tidak mencintainya. Aku, bagaimana bisa aku akan bahagia dengannya.”
“Taemin, cinta bisa kau pupuk saat kalian sudah menjalani pernikahan nanti. Percayalah pada eomma.”

TOK TOK

“Annyeong”

Seorang wanita yang aku kenal memasuki ruangan tersebut. Itu. Lala. Apa yang dia lakukan di sini.

“Annyeong Taemin. Lama tidak bertemu. Annyeong ahjumma.”
“Annyeong. Enng, sepertinya kalian butuh ruang privasi. Eomma akan meninggalkanmu.”

Eomma pergi dari ruangan ini. Sekarang tinggal aku dan Lala. Lala hanya menundukkan kepalanya. Suasana hening sesaat hingga akhirnya dia menatapku. Wajahnya. Ada apa dengan wajahnya. Mengapa sangat pucat. Sangat berbeda dari terakhir kali saat aku bertemu dengannya.

“Lala-aah, wajahmu mengapa sangat pucat.”
“Anii. Aku baik-baik saja. Eng, chukkae. Akhirnya kau menikah. Chukkae.”
“Lala-ahh. Aku mohon. Aku hanya mencintaimu. Aku tidak mencintai wanita itu. Aku hanya ingin menikah denganmu. Hanya denganmu.”

BRAK
Tiba-tiba ada yang mendobrak pintu. Appa. Appa yang membuka pintu dengan keras. Dia tampak sangat marah. Aku rasa dia mendengar apa yang aku katakan.

“Taemin!! Apa maksudmu!! Kau sudah mau menikah!!”
“Appa. Jebal. Aku tidak mau. Aku hanya mau menikah dengan yeoja aku cintai, Lala. Lala, kau mau kan menikah denganku??”
“Taemin.”
“Lala aku mohon.” Aku bersimpuh di hadapan Lala, mengenggam erat kedua tangannya. Tapi dia hanya terdiam. Dan, air matanya menetes, membuat wajahmya nampak makin pucat.

“Shirruh. Aku tidak mau. Aku sudah katakan, aku tidak mencintaimu!!! Tidak pernah!!! Menikahlah dengannya. Turuti perkataan appamu. Aku yakin kau akan bahagia.”

Hatiku sangat sakit mendengarnya. Turuti kata appa mu!! Apa benar kau tidak pernah mencintaiku??

Dia pergi keluar dari ruangan ini. Meninggalkanku yang mulai meneteskan air mata. Kau ingin aku menuruti kata-kata appa?? Baiklah, aku akan menikahi Eunla. Demi kau, demi kau Lala

“Ajusshi…”
“Ah, Ara. Kkaja kita pulang.”
“Mengapa ajusshi yang menjemputku?? Kemana appa??”
“Appa mu sedang sibuk, jadi ajusshi yang menjemputmu. Bagaimana sekolahmu hari ini??”
“Menyenangkan. Ada guru baru yang mengajariku.”
“Eh?? Jincha?? Nuguya??”
“Dia yeoja. Namanya Lala.”

Aku langsung terpaku mendengar nama itu kembali tersebut. Nama orang yang sudah aku lupakan 3 bulan terakhir ini. Hari ini, nama itu kembali tersebut dan membuat perasaan yang aku lupakan kembali hadir.

“Ajusshi, gwenchana??”
“Eh?? Em, gwenchana. Kkaja kita pulang.”

Sepanjang jalan aku hanya memikirkan nama yang tadi disebut Ara. Lala. Apa benar dia Lala yang dulu dan sampai sekarang masih aku cintai. Aku sungguh ingin bertemu dengannya.

Aku kembali ke sekolah tempat Ara belajar. Aku menunggu di luar berharap akan bertemu dengan Lala.

“Annyeong. Apa anda sedang menunggu murid di sini??”
“Anii, aku hanya saja..” Kata-kataku langsung terhenti saat sadar siapa yang meyapaku. Lala. Dia benar Lala. “Lala-ahh.”
“Taemin. Apa yang sedang kau lakukan di sini??”
“Menemuimu.”
“Mworago?? Kau sudah menikah, pulanglah. Istrimu menunggumu di rumah.”
“Anii. Aku tidak menikah. Hari itu aku tidak jadi menikah. Appa membatalkannya.”
“Jinchayo??”
“Ne. Lala-aah. Sampai sekarang aku masih mencintaimu.”
“…”
“Lala-aah, mengapa kau diam?? Apa benar kau tidak mencintaiku??”
“…”
“Jadi benar. Kalau begitu sudah tidak ada alasan untukku bertahan hidup di dunia ini.”
“Taemin-aah, apa maksud perkataanmu??”
“Kau adalah satu-satunya alasan untukku hidup di dunia ini, tapi jika kau tidak mencintaiku. Aku tidak bisa bertahan lagi. Aku mohon kau jujur denganku, apa kau tidak pernah mencintaiku??”
“Taemin. Uljima. Jebal.”
“Lala-ahh,” entah dari mana asalnya ku menteskan air mataku.
“Taemin-aah. Sejak kapan kau menjadi lemah seperti ini??”
“Kau, kau yang membuatku seperti ini. Jebal, katakan yang sejujurnya.”
“Ne, aku memang mencintaimu. Tapi kita tidak mungkin bersama. Aku bukan yeoja yang cocok untukmu.”
“Siapa yang mengatakannya. Aku mencintaimu, kau pun juga. Hanya itu yang kita perlukan. Hanya Tuhan yang tahu apa kita cocok. Bukan orang lain.” Aku memeluknya. Aku memang menangis. Tapi ini tangisan bahagia, karena pertanyaanku selama telah terjawab. Pertanyaan apa sebenarnya Lala mencintaiku apa tidak. Walaupun aku berbohong, aku tetap merasa bahagia dan lega saat ini.

“Taemin-aah, apa kau ada di rumah??”
“Ne, wae??”
“Anii, aku sedang membuat kue. Aku antarkan ke rumahmu ya nanti.”
“Anii, andwaee.”
“Mwo?? Minnie-ahh, wae??”
“Anii. Aku saja yang ke rumahmu sekarang. Aku sedang tidak ada kegiatan.”
“Emm, ne arrachi. Aku akan menunggumu.”

Author pOv

“Nuguya??”
“Nae chingu.”
“Jinchayo?? Tapi mengapa wajahmu terlihat sangat bahagia setelah menerima telpon itu?? Akhir-akhir ini kau juga tampak berbeda.”
“Anii. Tidak ada yang berubah dariku. Aku mau pergi.”
“Yak!! Taemin!! Taemin!!”

TOK TOk TOK

Lala segera bergegas lari ke depan dan membukakan pintu. Seperti dugaannya. Yang datang adalah kekasihnya, Taemin.

“Minnie-ahh. Cepat sekali kau datang. Kue nya belum selesai aku hias.”
“Jincha?? Kalau begitu kita hias bersama.”

Mereka menuju dapur dan menghias kue bersama. Terkadang taemin dengan jailnya mengolesi krim ke wajah Lala. Begitu juga sebaliknya.

“Yak! Minnie-ah. Kau membuat wajahku kotor.”
“Hehe. Kau lebih cantik dengan krim seperti itu di wajahmu. Haha. Sini, aku bersihkan wajahmu.”

Taemin membersihkan krim yang menempel di wajah Lala dengan tissue. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memasuki rumah Lala secara paksa.

“Nu. Nuguya??” Tanya Lala terbata-bata karena terkejut.
“EunLa. Mwo haeyo??”
“Bawwa taemin pulang.” Perintah Eunla pada body guard yang dia bawa.
“Andwae!! Eunla, apa yang kau lakukan?? Lepaskan.”
“Yak!! Kau!! Yeoja tidak tahu diri!! Apa kau tidak tahu Taemin adalah suamiku!!”
“Mwo?? Taemin, kau. Kau membohongiku??”

PLAK
Eunla menampar Lala sampai ia tersungkur di lantai.
“Jauhi suamiku. Jauhi keluargaku!! Aku tidak akan pernah mengijinkan kau menyentuh taeminku!!”
“Mwo?? Taeminmu?? Suamimu??”
“Ne!! Taemin adalah suamiku!!”
“Mwo?? Tapi..”
“Kkaja, kita pulang!!”

Lala menangis tersungkur mendengar kenyataan itu. Selama ini Taemin membohonginya. Tiba-tiba Lala merasakan sakit yang sangat di kepalanya, dan semuanya menjadi gelap.

“Eunla!! Apa yang kau lakukan!! Kau melukainya!!”
“TAEMIN!! Tidakkah kau memikirkan perasaanku?? Aku juga terluka!! Aku mencoba bersabar menghadapimu selama ini!! TAPI APA??? Kau berselingkuh di belakangku!! Serendah itukah kau??”

Taemin dan Eunla bertengkar hebat malam itu. Tidak hanya mereka yang terlibat orang tua mereka pun ikut terlibat. Sampai akhirnya Taemin memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.

“Annyeong, apa ini rumah Lee Taemin??”
“Ne, aku lee taemin, siapa kau??”
“Aku Kim Heechul, dokter pribadi Lala. Aku hanya ingin memberikan ini padamu.” Heechul menyerahkan selembar surat pada Taemin. Taemin langsung membacanya dan terisak.

“Katakan padaku, dimana Lala??”
“Lala, sudah meninggal. Dia sudah tidak ada lagi.”
“Mwo??”
“Lala terserang penyakit kanker otak stadium akhir. Dia sudah menderita penyakit itu cukup lama. Dia hanya berpesan memberikan surat ini padamu.”

Taemin hanya terdiam terpaku mendengar penjelasan dari Heechul. Secepat itukah Lala meninggalkannya. Lalu bagaimana dengannya sekarang.

“Oh ya, Lala bilang. Dia tidak akan pernah tersenyum di surga jika kau tidak mengabulkan permohonannya. Aku mohon kabulkanlah, jebal.”
“Ne, aku akan berusaha.”

Taemin POV

“Nuguya??”
“Kim Heechul.”
“Mwo?? Temanmu??”
“Emm.”
“Baiklah, cepat kita ke pengadilan. Itukan yang kau mau. Berpisah denganku secepat mungkin.”
“Shirruh.”
“Mwo??”
“EunLa mianhee. Aku tidak mau kita bercerai.”
“Taemin-aah, apa yang kau katakan??”
“Aku tidak mau membuat orang yang aku sayang terluka lagi.”
“Tapi kau tidak mencintaiku, bukankah itu akan membuatmu tidak nyaman??”
“Ajari aku, ajari aku untuk mencintaimu.”
“Emm, ne.”

Aku memeluk erat eunla. Lala-ahh, bisakah kau melihatku sekarang?? Aku memeluknya, aku tidak menyia-nyiakannya. Dan aku sudah berjanji akan berusaha mencintainya. Sekarang kau. Tepati janjimu. Tersenyumlah di surga sana.

FIN

Dear Taemin.

Annyeong, mianhee aku tidak memberitahumu tentang penyakitku. Tapi ini adalah balasan untukmu karena telah membohongiku. Kau bilang tidak jadi menikah dan memberiku harapan! Namja macam apa kau ini!! Gotjimal!!

Tapi itu sudah berlalu. Minnie-ahh, saat kau baca surat ini mungkin aku sudah tidak ada di dunia yang sama lagi denganmu. Mungkin saat ini aku sedang di surga. Tentu saja di surga karena aku orang yang baik hati. Heehe

Taemin, aku mohon, cintailah istrimu. Eunla adalah yeoja yang manis dan baik. Dia juga mencintaimu, sangat mencintaimu. Jika kau menyayangiku, aku mohon, bangunlah keluarga yang harmonis dengannya. Cintai dia. Berjanjilah padaku. Maka aku akan berjanji akan tersenyum selalu di surga.

With Love
Lala

Just Be You

Just Be You

Genre   : Romance

Cast       : Lala Kwon

Lee Taemin

Shin Hami

Park EunLa

Choi Minho

Author  : Laala

 

—————————————————————————————————————————————–

 

“Mwo?? Menyukainya?? Tentu saja tidak. Dia memuakkan.”

Kata-kata itu terus terngiang di telingaku. Seperti itukah aku di matanya?? Inikah arti persahabatanku dengannya yang sudah terjalin sejak kecil?? Taemin-aah, kau membuatku menangis. Lagi. Untuk sekian kalinya.

Annyeong. aku laala. Aku adalah salah satu murid sma yang cukup ternama di seoul. Awalnya sekolah ini seperti sekolah ternama lainnya. Tetapi itu berubah setelah penyanyi terkenal menjadi murid di sekolah ini. Dia Lee Taemin. Lead dancer dari boy band SHINee. Dia sahabatku. Tetapi sekarang, sepertinya dia sudah tidak memandangku seperti itu lagi.

“Lala-aah, kau melamun. Apa yang kau pikirkan??” Tanya Hami sahabatku.
“Anii, aku tidak memikirkan apapun.” Jawabku seadanya
“Emm. Aku dan lainnya akan pergi ke toko kecantikan yang baru membuka cabangnya. Kau mau ikut??”
“Eh?? Bolehkah??”
“Yak!! Apa yang kau katakan. Tentu saja boleh.”
“Ne.”

pasti aneh saat mendengar pertanyaanku, “Bolehkan??”
Itulah yang aku katakan setiap Hami mengajakku pergi bersama teman yang laen. Tidak ada yang menyukaiku karena aku adalah sahabat Taemin. Itu sungguh menyedihkan memang. Hanya Hami yang mau menjadi temanku. Aku mengenalnya setahun lalu, saat aku pergi mengantar scarf taemin yang tertinggal. Aku melihatnya sedang menunggu minHo oppa latihan. Ya, dia yeoja chingu minHo oppa. Tapi nasibnya tidak sepertiku karena tidak ada yang mengetahui hubungan mereka.

Memang sebagian dari temanku tidak membenciku. Mereka mau berteman denganku, tapi hanya memanfaatkanku untuk menyampaikan pesan, coklat, bekal makan siang atau hal semacamnya untuk diberikan ke Taemin.
‘Hey, I’m not ur servant.’

KRIIIING

Bel pulang. Hami sudah menungguku di depan kelasku dengan semangat.

“Lala-aah, jangan lemas seperti itu. Kita kan mau pergi bersenang-senang.”
“Mwo?? Pergi bersenang-senang??” Taemin, sejak kapan dia di sana??
“Emm. Ne. Wae?? Kau tidak ada masalah kan jika aku mengajak lala pergi??”
“Aku tidak setuju. Lala-ahh, kau pulang denganku saja.”
“Apa maksudmu??”
“Aku tidak mengijinkanmu mengajak lala pergi. Lagian kau mau mengajak kemana dia??”
“Aku akan mengajaknya ke Cherry.”
“Cherry?? Toko kecantikan itu?? Aish. Lala-ahh, aku tidak suka kau pergi ke sana. Kau pulang denganku.” Taemin langsung menggandeng tanganku untuk mengikutinya. Meninggalkan Hami yang terus memanggilku dan dia.

Mianhee Hami, aku ingin kembali dan pergi denganmu. Tapi entah mengapa aku tidak bisa menolak dan melawan saat Taemin menarik tanganku untuk pulang dengannya. Bahkan sepatah kata pun tak keluar dari mulutku.

Selemah inikah aku?? Aku memang menyukainya, bahkan mencintainya. Walaupun perasaanya tidak sama dengan perasaan yang aku miliki.

“Lala-ahh, mengapa kau hanya diam saja??”
“Anii.”
“Lala-aah, bukannya aku tidak suka kau pergi dengan Hami. Aku hanya tidak suka dengan tempat tujuannya.”

Aku langsung menghentikan langkahku dan mendongakkan kepalaku yang sedari tadi menunduk menatap tangannya yang menggenggam tanganku, aku menatap ke arahnya.

“Wae??”
“Anii, hanya saja”
“Hanya saja apa??”
“Hanya saja aku tidak suka kau pergi ke tempat itu.”
“Wae??”
“Tempat itu tidak cocok denganmu. Tempat itu..”
“Mworago?? Taemin-aah. Apa sebegitu memuakkannya aku di depan matamu sampai kau menganggap tempat itu tidak cocok denganku??”

Perasaanku langsung sakit mendengar pernyataan Taemin barusan. Aku tidak menyangka dia akan mengatakan itu.

Aku langsung melepaskan genggaman tangan taemin dan langsung berlari ke dalam rumah. Taemin terus memanggilku sampai akhirnya dia menyerah dan masuk ke dalam rumahnya yang tepat di samping rumahku.

Aku pergi ke kamarku. Aku menangis. Lagi. Karena Taemin. Aku menangis sampai merasa hatiku lebih tenang.

Aku pergi ke ruang tamu, saat aku akan mengambil remote teve aku menemukan selebaran. Selebaran toko cherry. Tertulis akan membuat yeoja menjadi lebih cantik. Aku terdiam melihat selebaran itu. Pikiranku jauh melayang memikirkan apa yang membuat Taemin melarangku pergi ke tempat itu.

Dia tidak mau aku menjadi cantik?? Apa terlalu mustahil untukku menjadi cantik?? Aku jadi penasaran dengan tempat ini.

——————————————————-

Aku sudah memutuskan pulang sekolah ini aku akan pergi ke Cherry hari ini.

Aku sudah berada di depan Cherry, tapi kakiku sangat berat untuk melangkah masuk. Apa mungkin benar yang dikatakan Taemin??

Author POV

“Tempat ini memang tidak cocok untukku” gumam lala.
“Siapa yang mengatakannya?? Setiap yeoja cocok untuk memasuki tempat ini. Dan berhak menjadi cantik.”
“Eh?? Nuguseyo??”
“Na?? Annyeong. Choneun Eunla imnida. Aku pemilik toko ini. Ayo masuk. Aku akan membantumu menjadi cantik.”
“Anii, aku mau pulang saja. Aku…”
Belum selesai lala menyelesaikan kata-katanya Eunla menyeret lala masuk ke dalam tokonya.

“Ini tokoku. Ottokhae?? Kau suka??”
Lala hanya tertegun melihat toko itu. Toko itu memang tidak terlalu besar. Toko itu mempunyai banyak koleksi bagus. Dari baju, pernak pernik dan segala macam mengenai perempuan.

“Whaaa. Yeppeo.”
“Kemarilah, aku akan membuatmu cantik.”
“Eh?? Ottokhae??”
“Emm, kita mulai dengan seragam sekolahmu. Seragam mengikuti peraturan sekolah memang bagus. Tapi kau akan lebih manis apabila kita sedikit memodifikasinya.”
“Mwo?? Tapi …”
“Seragam tailormu akan tetap terlihat baguss dan tidak menyalahi aturan kok. Kkaja.”
“Jincha??”
“Ne. Mulai dari sweatermu. Pakai sweater yang ukurannya lebi besar satu size dari ukuranmu. Apa size sweatermu??”
“Emm. S”
“Kalau gitu pakai yang ukuran M. Lalu biarkan jari-jarinya menyembul. Suda terlihat lebih bagus. Lalu rokmu.”
“Wae?? Ada yang salah??”
“Salah besar. Rokmu terlalu panjang. Pakai 12 atau 15cm di atas lutut. Lalu pakai kaos kaki warna gelap. Pakai yang warna hitam saja. Dan sepatumu.”
“Anii. Aku tidak mau menggantinya. Ini sepatu pemberian sahabatku.”
“Emm.. Sepatumu sudah bagus. Tidak perlu di ganti kok.”
“Ne, gomapta.”
“Sekarang lihatlah dirimu di cermin.”

Lala melihat dirinya yang ‘baru’ di cermin, tampak berbeda dari sebelumnya padahal hanya pakaian seragam yang di ganti.

“Whaa.”
“Ottokhae?? Kau suka kan?? Sekarang rambutmu.”
“Wae?? Apa yang salah dengan rambutku??”
“Rambutmu ikal, bagus. Lebih baik layer rambutmu lebih dipendekkan agar membuat kau terlihat lebih ceria.”

Eunla sudah mengganti cara lala berpakaian seragam. Sekarang Eunla memotong rambut lala.

“Sudah selesai. Ottokhae, kau suka??”

Sekarang lala sudah benar-benar berubah menjadi lebih cantik.

“Onnie, apa aku benar-benar terlihat cantik??”
“Of course!! Wae?? Kau tidak percaya padaku??”
“Anii. Hanya saja. Aku, tidak terlihat memuakkan lagi kan??”
“Emm, untuk itu. Kau buktikan saja besok. Perlihatkan padanya, dan tanya padanya, apa kau masih nampak memuakkan apa tidak.”
“Jeongmal gomawoyo.”

Lala pov

Hari ini untuk pertama kalinya aku menggunakan pakaian seperti ini ke sekolah. Saat aku memasuki kelas spontan semua mata memandang ke arahku.

Apa ada yang salah denganku?? Aku menjadi tidak nyaman.

“Lala-aah. Kau berubah.”
“Hami. Wae?? Aku tidak pantas ya menggunakannya??”
“Anii. Yeppeo. Neomu yeppeo.”

Apa benar yang dikatakan Hami dan Eunla onnie?? Apa aku tidak terlihat memuakkan lagi?? Tapi, mengapa aku tidak melihat taemin?? Kemana dia?? Aku ingin menunjukkan penampilan ‘baruku’ padanya. Aku ingin agar ia tahu bahwa aku tidak memuakkan.

KRIIING

“Lala-ahh, kau ada acara setelah ini??”
“aku tugas piket hari ini. Aku harus membersihkan ruangan kelas. Wae??”
“Anii. Minho oppa bilang hari ini akan merayakan sesuatu. Apa taemin tidak memberitahumu??”
“Anii. Dia tidak mengatakan sesuatu apapun padaku.”
“Oh, baiklah. Baiklah. Kita merayakannya di cafe dekat dorm. Jika kau ada waktu, mampirlah.”
“Emm, ne.”

Hami pulang, sekarang tinggal aku dan sungHo. Kita mendapat jadwal piket bersama.

“Lala-ahh,”
“Eh, sungho?? Wae??”
“Anii. Kau cantik sekarang. Mengapa tidak dari dulu berubah??”
“Emm, anii. Aku hanya mencobanya.”
“Bagaimana rasanya??”
“Aku.. Aku tidak tahu.”
“Apa kau berubah demi seseorang??”
“Hem. Demi dia aku berubah. Tapi, dia bahkan tidak melirikku.”
“Mungkin dia lebih suka kau yang dulu.”
“Anii, bukan itu. Aku rasa aku terlihat sangat memuakkan di depan matanya. Makanya dia tidak melihatku”

BRUK

“Eh, apa itu?? Seperti ada barang jatuh. Apa ada seseorang??”
“Molla, aku akan mengeceknya. Sungho jangan lupa mengisi buku piketnya.”
“Emm, ne.”

Aku mencari keluar, aku rasa memang benar di sana ada seseorang. Dia berjalan menuju taman. Sepertinya, itu..

Author POV

Lala mengikuti namja yang tadi mencuri dengar pembicaraan sungho dan dirinya. Namja itu pergi menuju taman sekolah. Dengan ragu lala menghampirinya. Benar seperti dugaannya. Namja itu Taemin.

“Taemin-aah, wa..”
“Kau berubah. Wae?? Waeyo??”
“Taemin, aku..”
“Apa untuk menarik semua namja di sekolah ini?? Hh.”
“Taemin-ahh, aku. Aku tidak..”
“Tidak apa?? Tidak salah lagi bukan?? Hh, sudahlah.”
“TAEMIN-AAh!!! Tidakkah kau tahu aku mengubah diriku hanya untukmu??” Lala yang mulai emosi menaikkan nada suaranya hingga membuat Taemin membelalakkan matanya dan seketika menghentikan langkahnya.

“Mwo?? Mworago?? Untukku?? Kau berubah untukku?? Aku malah lebih suka kau yang dulu, lebih ceria. Hh, tapi sepertinya kau lebih suka kau yang ini.”
“Taeminh-ahh!!! Tidakkah kau mengerti?? Aku menyukaimu!! Bahkan mencintaimu!! Tidakkah kau mengerti, dadaku selalu sesak saat kau berdekatan dengan yeoja-yeoja yang cantik. Tidakkah kau tahu, aku sangat sakit saat melihat yeoja-yeoja itu bermanjaan denganmu! Tidakkah kau merasakan hancurnya aku saat kau bilang AKU MEMUAKKAN??? Tidakkah kau tahu itu?? Hah?? Hh, aku berubah untukmu. Agar kau mau melihatku. Agar kau mengerti perasaanku. Agar aku tidak terlihat memuakkan di hadapanmu!!” Jawab lala dengan emosi memuncak. Dia mencurahkan segala isi hatinya di hadapan Taemin. Sambil terisak. Dia menangis. Lagi.

Lala langsung berlari meninggalkan taemin yang masih mematung mendengar ucapan lala barusan. Perasaannya menjadi campur aduk.

Sudah 1 minggu berlalu sejak lala mengungkapkan segala isi hatinya. Dan sudah seminggu juga lala tidak melihat keberadaan Taemin di kelas. Lala pun tidak pernah melihat Taemin pulang ke rumahnya.

Saat itu lala memutuskan untuk pergi ke kelas Hami dan menanyakan tentang Taemin. Hami pasti tau sesuatu.

“Hami-aah,”
“Eh?? Wae??”
“Ada yang ingin aku tanyakan padamu.”
“Eh?? Pasti tentang taemin.”
“Emm, ne. Apa kau tahu alasan taemin tidak pergi ke sekolah??”
“Oh, tidakkah kau tau?? Taemin dan yang lainnya sedang menyiapkan konser mereka.”
“Mwo?? Konser??”
“Mmh. Wae?? Apa taemin tidak memberi tahumu??”
“Anii. Taemin tidak memberi tahuku apapun.”
“Mungkin karena dia sibuk jadi tidak sempat mengatakannya padamu.”
“Mungkin”

Setelah pulang sekolah, lala tidak langsung pulang. Dia pergi ke Cherry untuk menemui Eunla onnie.

“Annyeong.”
“Lala-aah, bagaimana kabarmu??”
“Baik. Onnie aku ingin menjadi lala yang dulu. Lala yang ceria. Karena dia bilang dia suka aku yang ceria.”
“Hemm. Kkaja. Akan kubuat kau menjadi gadis yang ceria.”

“Done.”
“Apa aku terlihat ceria sekarang??”
“Aku hanya bisa membantumu dengan riasan dan baju. Selanjutnya, tergantung pada dirimu.”
“Emm, ne. Gomaptaa onnie.”

Lala langsung pergi menuju rumah Taemin. Di jalan dia berharap dia akan menemukan taemin.

Lala pov

Sedikit lagi aku sampai di rumah Taemin, tapi mengapa rumahnya tertutup?? Apa taemin tidak ada di rumah?? Aigo, omona. Mengapa aku jadi ingin menangis.

“LALA” taemin. Itu suara taemin. Aku yakin itu. Aku langsung membalikkaan badanku. Benar itu dia.
“Taemin-aah. A.. Aku.. Aku ingin minta maaf. Soal waktu itu. Mianhee. Aku sebenarnya hanya ingin mengatakan, aku mencintaimu. Saranghae Lee Taemin. Karena itu, aku mohon jangan membenciku.”
“Mana mungkin aku membencimu. Kenapa selama ini kau tidak pernah menyadarinya?? Sebenarnya aku suka padamu.” Dia menyukaiku?? Benarkah?? Taemin mendekatkan tubuhnya padaku, dan memelukku.

“Mana mungkin aku menganggapmu memuakkan. Sejak kecil selalu bersama. Tapi tiba-tiba kau menghindariku. Aku juga merasa terluka. Lalu tiba-tiba berubah menjadi cantik. Aku kesal tahu!!”
“Taemin-ahh.” Tiba-tiba tangan taemin memegang rambbutku dan melepas jepitan yang aku kenakan.

“Pokoknya kau tidak boleh terlihat cantik di depan orang lain. Hanya boleh di depanku saja.”
“Eh?? Hmm.. Baiklah.” Taemin memelukku lagi, terasa hangat pelukannya.
“Mianhee waktu itu aku berkata kau memuakkan. Aku hanya tidak ingin yeoja-yeoja itu menyusahkanmu. Aku tidak ingin mereka melukaimu karena diriku.”
“Emm, gwenchana.”
“Lala-aah.”
“Emm”
“Saranghae.”
“Nado saranghae..”

FIN ♡

because my best mistake

“Tut tut tut tut tut. 미안 해요, 당신이 원하는 번호가 아무 대답도 이동합니다. 다음 삐 소리 후 메시지를 남겨주세요”
“Aish, kemana namja ini. Mengapa dia tidak mengangkat telponku!!”
“Tut.. Tut.. Tut.. Yoboseyo” jawab orang diseberang sana
“Yoboseyo. Chagiya, apa kau lupa?? Hari ini kan kita sudah janjian bertemu di tepi sungai han. Mengapa kau belum datang juga?? Aku sudah menunggu dari tadi!!”
“Aigo, chagiya mianhee. Aku lupa, tadi eomma menyuruhku pergi ke supermarket jadi aku lupa chagiya. Mianhee.”
“…”
“Chagiya?? Wae?? Do gwenchana?? Mengapa kau tidak menjawab??”
“Anii. Gwenchana.”
“Hhh, syukurlah. Sudah malam lebih baik kau pulang. Tidak baik untuk kesehatan malam2 begini masih berada di luar.”
“Ne.”
“Annyeong chagi…”
Kyuhyun mengakhiri pembicaraan di telpon. Aish, gampang sekali dia mengatakan lupa karena di suruh eomma!! Benar-benar ingin membunuhnya aku!!! Aish~ Sinca!!!

‘Cause I can’t stop thinking about you girl’

“Yoboseyo.”
“Yak!! HyuIn-ahh, kau dimana??”
“Di tepi sungai han. Wae??”
“Bisakah kau membantuku??”
“Mwo??”
“Tolong kau ke apartemen heechul dan pinjamkan aku buku yang baru dia beli kemaren.”
“Yak!! Apa maksudmu??”
“Aish, kau ini!! Masa begitu saja kau tidak mengerti!! Sudah cepatlah!!!”

Belum selesai marahku dengan si Kyuhyun, dongHee oppa malah ikutan membuat rusuh!! Buku yang kemarin heechul beli, buku apa!! Bagaimana jika si babo itu tidak mengerti!! Arrggh!!! Menyebalkan!!!

‘Ting tong. Ting tong’
Mengapa tidak ada yang membukakan pintu?? Apa heechul tidak ada di rumah?? Mengapa nasibku sial begini. Aigo~

Author pov
Saat hyuIn membalikkan badannya bermaksud untuk pulang, tiba-tiba heechul sudah berdiri tepat dihadapannya.
“Omona!! Yak!! Heechul-ssi kau mengejutkanku!!! Ish, jeongmal!! Dari mana saja kau!!!”
“Mwo?? Aku?? Aku abis membeli soju. Heehe.”
“Aish, minum saja kau ini!!”
“Bawel!! Apa yang kau lakukan di depan apartemenku??”
“Donghee oppa menyuruhku meminjam buku yang kau beli kemaren.”
“Mwo?? Buku?? Buku apa??”
“Hhh, sudah aku duga. Chakamman, aku telpon donghee oppa.”
“Wae?? Tidak diangkat??”
“Ani..”
“Lalu??”
“Batere hapeku habis. Hapeku mati.”
“Aish, chakamman, aku telpon.”
“Heechul-ssi…”
“Wae??”
“Tidak bisakah kita menunggu di dalam?? Aku kedinginan.”
“Ne. Kkaja, masuklah.”
“Ahh, hangat sekali di dalam, mengapa tidak dari tadi saja menyuruhku masuk??”
“Aih, kau ini bawel sekali!! Aku mau menelpon oppamu!! Tunggulah di sini.”
“Ne~”

HyuIn menunggu heechul sambil berkeliling di apartemen milik heechul.
“Bersih sekali apartemennya, padahal dia di sini tinggal sendiri.” HyuIn akhirnya duduk di ruang tamu heechul. Matanya terpaku melihat beberapa botol soju yang tadi di beli heechul.
“Soju, apa enaknya?? Benarkah bisa menghilangkan stress?? Bisa menghilangkan kekesalanku pada kyuhyun tidak ya?? Aku jadi penasaran.”
HyuIn mengambil 1 botol soju dan meminumnya.

“YAK!! HyuIn-ahh apa yang kau lakukan?? Aish~ kau meminum 2 botol soju!!”
“YAK!!! Mengapa kau memarahiku??”
“Aish~ kau ini. Kau menangis?? Waeyo??”
“Kyuhyun-ssi, dia mengikari janjinya untuk bertemuku lagi, bahkan aku sudah menunggu lama. Dia selalu saja seperti itu. Apa dia menyayangiku??”
“Aish, kau masih muda, putus saja dengannya. Kau bisa mencari namja lainnya!!” Ucap heechul sambil membuka botol soju dan meminumnya.
“Tapi aku mencintainya!! Kau!! Ada apa denganmu?? Mengapa kau membeli minuman ini??”
“Hhh, yeoja chinguku. Kita putus.”
“Mwo?? Aish~ mengapa kisah percintaanmu sial seperti itu!!”
“Yak!! Apa yang kau katakan!!”
“Aku hanya berkata jujur!! Habis, heechul-aah, habiss!!” HyuIn pun merebut botol soju di tangan heechul
“Yak!! Kau sudah habis 3 botol!! Apa kau tidak puas!!”
“Kau juga sudah meminum 2 botol, cukup jangan terlalu banyak!!”
“Andwae..” Heechul merebut botol soju yang ada di tangan hyuIn.

Mereka saling berebut botol soju sampai soju itu habis. HyuIn beranjak dan pergi menuju kamar heechul.

“Yak!! Hyuin-aah apa yang mau kau lakukan di kamarku??” Marah heechul sambil mengikuti hyuIn masuk ke kamarnya.

“Yak, apa yang kau lakukan, bangun. Pulanglah!!”
“Aish kau ini. Tega sekali kau menyuruhku pulang dengan kondisi seperti ini!!”
“Pulanglah.” Heechul menarik lengan hyuIn sehingga badannya ikut terbangun dan membuat wajah mereka sangat dekat. Entah setan apa yang melintas di pikiran heechul, heechul mencium bibir hyuIn.

Semakin lama, ciuman mereka semakin panas. Heechul mendorong badan hyuIn hingga hyuIn kembali tertidur di kasur heechul.
“Heechul. Ngg.. Hhh”
Tangan heechul pun membuka kaos yang dipakai hyuIn dan…..

—————————-skip *dosa*—————————-

Pagi harinya.

HyuIn pov

Omo, kepalaku sakit sekali, bahkan sangat susah membuka mataku. Aku membalikkan badanku ke arah kiri, samar-samar aku melihat orang di sebelahku. Omo, dia namja.
“AAAAAARRGH!!!!!!!!!!!”
“Emm, apa yang kau lakukan?? Mengapa kau berteriak??”

Omo, apa yang aku lakukan di kamar heechul, dan mengapa aku tidak memakai baju. Apa yang aku lakukan semalam tadi???

“Yak!! Apa yg kau lakukan padaku??”
“Kau?? Apa yang kau lakukan di kamarku??”
“Tadi malam aku ke sini, untuk meminjam buku. Lalu aku meminum soju, laluu,, AAAA!!!! Kau memperkosaku ya???”
“Mwo??? a a aku, benarkah kita melakukannya??”
“Mollaseo,”
“Kau wanita, apa kau tidak merasakan sesuatu yang berbeda??”

Aku merasakan sakit di bagian kewanitaanku. Dan juga bercak darah di kaasur, sepertinya benar. Tadi malam aku dan heechul melakukannya. Omona.

“Kau memperkosaku!!”
“Mwo?? Mana mungkin aku memperkosamu!! Kau yang menggodaku!!”
“Aish, ottokhae??”
“Ya!! Jangan menangis!! Tenanglah, aku akan bertanggung jawab. Jebal, berhentilah menangis.”

Heechul memegang wajahku dan menghapus air mataku. Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan?? Aku tidak mau menikah sekarang. Aku masih ingin kuliah. Aku juga tidak mau berpisah dengan kyuhyun oppa.

“Baiklah. Kita tunggu 1 bulan. Jika tidak terjadi sesuatu, kita lanjutkan hidup kita masing-masing.”
“Lalu bagaimana jika terjadi sesuatu padamu??”
“Aku akan mengatakannya padamu. Hhh.”
“Ne, arasseo.”

“HyunIn, hyuin?? Ya?? Chagiya?? Do gwenchana??”
“Emm, oppa. Ne~ gwenchanayo.”
“Ada apa denganmu?? Mengapa kau sekarang sering sekali melamun?? Wajahmu juga pucat.”
“Anii, gwenchana. Mungkin hanya perasaan oppa saja.”
“Hmm, ne. Kkaja, oppa antar kau pulang.”

Semenjak kejadian saat itu aku menjadi sering melamun, kyuhyun oppa juga sering menyadarinya. Heechul juga jarang datang ke rumah. Biasanya setiap hari dia selalu datang ke rumah mengunjungi donghee oppa.

“Aku pulaang.”
“Emm, hyuin kau sudah pulang. Tumben kau pulang bersama kyuhyun??”
“Heechul oppa. Apa yang kau lakukan disini?? Mana donghee oppa??”
“Kakakmu sedang ke kamar mandi. Annyeong kyuhyun-ssi.”
“eh, annyeong. Hyuin-aah, aku pulang dulu ya.”

Heechul pov

“eh, annyeong. Hyuin-aah, aku pulang dulu ya.”
Kyuhyun mencium kening hyuIn lalu pergi. Semenjak kejadian itu aku selalu memikirkan tentang hyuIn. Aku takut sesuatu terjadi padanya. Aku takut hyuIn hamil. Bukannya aku tidak mau bertanggung jawab, tapi aku rasa dia tidak menyukaiku, bahkan membenciku.

“HyuIn-aah, tidak terjadi apa-apa dengnmu kan??”
“Mwo?? Aku?? Ah, tidak. Aku baik-baik saja. Oppa, chakamman..”
HyuIn pergi ke belakang, sepertinya dia mual, apa dia tidak apa-apa??
Omona~ aku sungguh menghawatirkan keadaannya.

HyuIn pov

Perutku mual sekali, apa yang terjadi padaku?? Aku juga sudah tidak datang bulan bulan ini. Apa aku hamil?? Ani, aku tidak hamil. Ini hanya perasaanku saja. Aku yakin itu!!

Tapi bagaimana jika aku benar hamil?? Tidak mungkin aku harus menikah dengan heechul. Aigo~

“HyuIn, ada apa sebenarnya??”
“Mwo?? Maksud oppa??”
“Antara kau dan heechul.”

Tidak sengaja aku menjatuhkan psp yang sedang aku mainkan. Hatiku langsung deg-degan. Aku takut donghee oppa mengetahuinya. Pasti donghee oppa akan memukuli heechul. Aku tidak tega jika itu terjadi padaa heechul.

Tapi mengapa aku menghawatirkan heechul?? Apa aku mulai menyukainya?? Anii, anii!!! Itu tidak boleh terjadi!!

“Anii oppa, aku tidak ada apa-apa dengan heechul. Wae??”
“Anii, sepertinya kalian…”
“Oppa, aku ke kamarku dulu ya, aku mengantuk. Annyeonghi jumuseyo oppa.” Aku memotong pembicaraan dongHee oppa dan langsung masuk ke kamar. Aku sungguh takut jika donghee oppa mengetahuinya.

Hari ini aku berencana untuk membeli test kehamilan. Aku harus memastikannya apa aku hamil atau tidak.

Heechul pov
Drrrt.. Drrrt. Drrrtt..
Hapeku. Omo, hyuIn. Ada apa dia menelponku?? Mengapa aku jadi deg-degan begini.

“Yoboseyo”
“Yoboseyo. Heechul oppa, apakah kau sibuk??”
“Anii. Wae??”
“Oppa, bisaaakaah kita bertemu??”
“Ya, hyunIn-aah, wae?? Ada apa denganmu?? Mengapa suaramu bergetar?? Apa kau menangis??”
“Anio, na gwenchanayo. Aku hanya ingin bertemu dengan oppa.”
“Ne. Arasseo. Aku tunggu kau di cafe biasa ya.”

HyuIn menangis. Ada apa dengannya?? Apa mungkin ada sesuatu hal yang buruk?? Tiba-tiba sajaa pikiranku kembali ke malam itu. Apa hyuIn hamil?? Omona, aku harus segera menemuinya!!

Author pov

Heechul dan HyuIn bertemu di moshan cafe yang tidak jauh dari kediaman mereka.

“Annyeong oppa.” HyuIn menyapa heechul yg sudah menunggu dengan wajah gelisah
“HyuIn-aah, sebenarnya apa yang terjadi?? Apa yang ingin kau bicarakan??”
“Oppa, ada yang mau aku tunjukkan padamu.”
“Mwo??”

HyuIn menunjukkan alat tes kehamilan.
“Eeh?? Apa ini??”
“Oppa!!! Itu alat test kehamilan??”
“Mwo?? Jincayo?? dari mana kita bisa tahu hamil apa tidak dari alat ini??”
“Aish!! Jincha baboya!!! Liat, di situ ada garis. Jika garisnya 2 tandanya hamil, jika 1 tidak hamil!!”
“Ooh, ne arrasseo.” Sejenak heechul memperhatikan alat test kehamilan itu. “MWO???? YAK!! HYUIN-AAH!!! Garisnya 2!! Apa kau, kkkkau hamil??” Tanya heechul terbata-bata
“Ne, oppa. Ottokhae??”

“Mwo??” Ucap pria yang sedari tadi mendengar pembicaraan heechul dan hyuIn.
“Kyuhyun oppa.”
“Yak!! HyuIn-aah, aku kira kau yeoja baik-baik. Cch, aku tidak mau melihaat bahkan mengenalmu lagi!! Kita putus!!”
“Kyuhyun oppa, oppaa. Dengarkan penjelasanku dulu!! OPPAA!!!”

HyuIn mencoba memanggil kyuhyun, tapi tidak diperdulikan, kyuhyun pergi keluar cafe dengan emosi yang memuncak. Saat hyuIn akan mengejar kyuhyun, heechul melarangnya.

Sesampainya di rumah hyuIn hanya mengurung diri di kamar, dia takut untuk mengatakannya kepada oppanya.

“Aku harus mengatakannya pada donghee oppa. Aku harus berani!!” HyuIn membulatkan tekadnya untuk mengatakannya kepada kakaknya setelah ia selesai mandi.

“HyuIn-aah, apa kau sudah selesai mandi??”
“Emm, ne. Wae oppa??”
“Duduklah, ada yang ingin oppa katakan.”
“Ne, wae oppa??”
“Apa alat test kehamilan ini milikmu??”
“Eh?? Oppa, dimana kau menemukannya??”
“Aku menemukannya di kamarmu, apa benar ini milikmu??”
“Emm, ne oppa.”
“Mwo?? HyuIn-aah, apa benar kau hamil??”
“Nne oppa.”
“MWO?? Anak siapa?? Apa anak kyuhyun??”
“Anii,”
“Terus??”
“Heechul oppa.”
“Mwo?? Jadi ini alasan mengapa kalian bersikap aneh??”
“Oppa, mianhee.”

Setelah mendengar pernyataan hyuIn donghee langsung melempar test kehamilan itu kesembarang tempat dan bergegas pergi.

“Oppa, odiga??”
“Oppa ada urusan dengan heechul, kau diam saja di rumah!!”
“Oppa, chakamman!! Aku mohon, jangan melukainya.”
“Wae?? Apa kau mencintainya?? Huh?? Mengapa kau tidak menjawab?? Hhh,”

Saat donghee akan pergi, donghee bertemu dengan heechul di depan rumahnya.

“Donghee-aah.”
“YAK!! Kau!! Kau sahabatku tapi malah menghamili dongsaengku!! Sahabat macam apa kau??” Donghee emosi dan langsung memukul pelipis kiri heechul. Heechul langsung tersungkur di tanah.
“Yak!! Donghee-ahh, dengarkan aku dulu!!”
“Apa kau bilang?? Dengarkan kau?? SHIRRUH!!” Donghee memukuli wajah heechul dan menendang perutnya sampai heechul tak sadarkan diri. *asli gk tega nulisnya (╥﹏╥) *

Mendengar keributan di luar, hyuIn pun keluar dan mendapati heechul telah pingsan.

Heechul pov

Gelap. Apa yang terjadi padaku?? Mengapa badanku susah untuk di gerakkan?? Rasanya badanku remuk. Sakit sekali. Aku mencoba membuka mataku dan membiasakan dengan cahaya terang di ruangan ini. Sepertinya aku ada di rumah sakit.

Omo, ada seseorang di sebelahku. Siapa?? HyuIn?? Apa yang dia lakukan di sini??

“Emm, heechul oppa?? Kau sudah sadar?? Aku panggilkan dokter ya.”
“Anii, aku tidak apa-apa. HyuIn-aah, ada yang ingin aku katakan.”
“Mwo??”
“HyuIn-aah, would you marry me??”
“Oppa..”
“Ya! Mengapa kau menangis?? Aku melamarmu mengapa kau sedih?? Apa kau tidak mau menikah denganku??”
“Anii, aanii oppa. Aku, aku hanya bahagia mendengarnya.”
“Mianhee, aku sudah menghancurkan hubunganmu dengan kyuhyun.”
“Emm, gwenchana. Mianhee juga.”
“Wae??”
“Karena donghee oppa sudah menghancurkan wajah dan tubuh mulusmu.”
“Heehe. Gwenchana. HyuIn-aah, aku sudah mempersiapkan sesuatu untukmu.”
“E?? Apa itu??”

Aku mengeluarkan kotak berbentuk hati berwarna merah yang berisikan cincin perak bermatakan berlian kecil berwarna sapphire blue.

“HyuIn-aah, maukah menjadi istriku??”
“Oppa, sejak kapan kau menyiapkan ini??”
“Sejak malam saat aku melakukannya dengamu.”
“Jincha?? Hhh, babo!!” HyuIn memukul kepalaku pelan.
“Ssh, mengapa kau memukulku?? Sakitt.”
“Mianhee. Ne oppa, aku mau. Aku mau menjadi istrimu. Dan juga ibu dari anak-anakmu kelak.”
“Bagaimana dengan donghee, apa dia akan memberikan restunya??”
“Ne, dia sudah memberikan restunya untuk kita.”
“Gomawo hyuIn-aah. Saranghae.” Aku menyematkan cincin tersebut di jari manis hyuIn.
“Nado saranghae oppa.”

AFTER STORY
“APPAAAAA, EOMMAAA!!!!”
“Aish, yak!! Kau ini berisik sekali, wae??”
“Eomma, lihat appa memarahiku. Appa tidak saiiank padaku.”
“Anii chagiya, appa tidak memarahimu. Appa juga tidak saiiank padamu. Appa menyayangimu. Bahkan sangat menyanyangimu.”
“Jincha?? Enn, jeongmal haengbokhe…”
“Lala-aah, ada apa kau memanggil eomma dan appa sampai berteriak seperti itu??”
“Anii. Eomma, tadi di sekolah eunla menceritakan tentang bagaimana orang tuanya bertemu, berpacaran dan menikah. Tadi aku juga menanyakan hal itu pada donghee ajusshi, tapi dia bilang aku harus bertanya pada kalian.”
“Eh?? Eenng, kita bertemu ya. aish, eomma lupa menyiapkan makan siang untukmu, kau tanya pada appa saja ya. Eomma mau ke dapur.”
“Yak yak yak!!! Mengapa kau menyerahkan masalah ini padaku??”
“Appa, kkaja ceritakan padaku.”
“Enngg, lala-ah, anak appa yang paling apa sayank. Nanti saja ya ceritanya. Bagaimana kalau kita sekarang belajar??”
“ANDWAE!!! Aku mau mendengar cerita tentang appa dan eomma!!!”
“Aish kau ini. Shiruh. Appa tidak mau.”
“Appa,, kkaja. Ceritakan padaku”
“Arrachi arrachi, appa ceritakan. Cium pipi appa dulu. *eemuah* masa cuma yang kanan, yang kiri juga *emuah*”
“Sudah, ayo bercerita.”
“Lala-aah, appa baru ingat. Appa harus kembali ke kantor. Annyeong.”
“APPAAAAAA”

The End
~(˘▽˘~)(~˘▽˘)~

my beloved sunbae

“Jini-ahh!!! Bangunlah!! Apa kau tidak kuliah hari ini??”
“Yak!! Eomma!! Hari ini hanya perayaan penyambutan murid baru. Aku tidak perlu pergi kuliah.”
“Aish kau ini!! Ayo cepat bangun!! Lihat minhyun, dia tidak sekolah taapi dia tetap bangun pagi!! Cepat mandilah!!!”
“Eomma … Aku bolos saja yya hari ini..”
“ANDWAE!!! Kalau kau bolos kuliah, kau tidak usah kuliah saja untuk seterusnya!!!”
BRAK.

Begitulah yg terjadi di rumahku setiap pagi jika Jini onnie malas untuk pergi kuliah. Selalu bertengkar dengan eomma. Padahal aku sangat ingin menjadi Jini onnie. Sepertinya sangat mengasyikkan jika pergi kuliah. Bisa menggunakan pakaian bebas, tidak seperti aku yg masih murid SMA. Aku sangat ingin cepat2 lulus SMA ini dan kuliah. Bertemu dengan sunbae sunbae yg tampan. Dan mendapatkan ijin untuk berpacaran. Aku sangat cemburu jika melihat Jini onnie sedang bersama namja chingunya.

Aku menghampiri Jini onnie yg sampai sekarang dari kasurnya pindah bermalas-malasan ke sofa ruang keluarga.

“Onnie…”
“Wae??? Kau mau memarahiku juga?? Hah”
“Aish onnie. Andwae. Aku hanya ingin bertanya, bagaimana kuliah itu??”
“Kuliah itu membosankan. Belajar terus. Banyak tugas. Bahkan sampai weekend pun tidak adaa waktu untuk bersenaang-senang. Belum lagi menghadapi dosen2 yg sering menguji iman. Aigo~”
“Jinchayo?? Tapi aku selalu berpikir masuk kuliah itu adalah hal yg sangat menyenangkan.”
“MWO?? Menyenangkan?? Jika dilihat. Jika dirasa aaku rasa kau akan berubah pikiran!!”
“Mwo?? Jinchayo?? aku rasaa.. Itu hanya karena onnie saja yg malas. Hehe”
“Mworago?? Aish kau ini!!! Apa kau sungguh ingin merasakan menjadi mahasiswa??”
“Emm, ne~ wae??”
“Heehehehe”
“Wae?? Mengapa kau tertawa seperti kunti begitu??”
“Aku punya ide, bagaimana kalau kau yg menggantikanku pergi ke penyambutan mahasiswa baru, ottokhae??”
“MWO?? Aish, eomma tidak akan menginjinkan.”
“Yak!! MinHyun. Aku tidak menyuruhmu mengatakannya pada eomma. Katakan saja kau akan pergi bersama chingumu. Ini kan hari minggu.”
“Emm, lalu onnie?? Apa yg akan onnie lakukan??”
“Onnie akan pergi dengan namja chingu ku!!”
“Aish~ shireo!! Aku tidak mau!!”
“Yak!! Kau ini aku kasih kesempatan merasakan menjadi mahasiswa sehari tidak mau!! Padahal aku sudah berbaik hati!!”
“Aku takut ketahuan kalau aku murid disana.”
“Tidak akan, haari ini kampus akan rame, tidak akan yg menyadari kau jadi aku.”
“Tapi aku takut onnie”
“Ini tawaran terakhirku, kau mau apa tidak menggantikanku hari ini?? Pergi ke kampus, menjadi mahasiswa, menemui sunbae sunbae tampan. apa kau yakin tidak mau pergi??”
“Err, onnie aku ingin. Tapi..”
“Aish kau ini terlalu banyak berpikir. Sudahlah kalau kau tidak mau!!”
“Anii onnie. Aku mauu (≧ω≦) ”
“Jincha?? Hahahaha,”

Omona, tempat ini besar, luas. Aku tidak tau harus kemana. Apa yg harus aku lakukan, kemana aku harus pergi?? Aku sama sekali tidak tahu arah. Ottokhae??

“Annyeong, agashi. Ada yg bisa aku bantu??”
“Eeh, annyeong. Aku, ee aku, aku …”
“Kau pasti mahasiswa baru disini, kau butuh batuan untuk berkeliling??”
“Mwo?? Sebenarnya aku sangat membutuhkannya. Tapii …”
“Hem, kkaja. Aku akan menemanimu. Siapa namamu?”
“Namaku ..”
“Hwang Jini??” Mwo?? Hwang jini?? Mengapa dia menyebut nama jini onnie?? Apa jangan2 aku ketahuan?? Omona, ottokhae??
“Aku melihat namamu di jaket yg kau gunakan. Benarkan itu namamu??”
“Ah? Oh ne. Ne namaku hwang jini.”
“Emm, aku cho kyuhyun.”
“Kyuhyun. Kyuhyun oppa. Boleh kan aku memanggilmu seperti itu??”
“Kyuhyun oppa, emmm, terserah kau saja. Ayo aku antar berkeliling.”
“Ne.”

Kyuhyun oppa, aku baru mengenalnya. Dia tampan sekali. Dia juga baik. Dia ketua dari acara penyambutan mahasiswa baru ini. Dia terlihat sangat sibuk menjawab dan menghadapi mahasiswa lain yg bertanya ataupun meminta pendapatnya, tapi dia tetap tidak melupakanku.

“Sunbae, aku dan yg lainnya rencananya akan mengadakan free love day.”
“Mwo?? Free love day?? Acara apa itu??”
“Itu acara yg ditujukan buat seluruh mahasiswa. Di hari itu seluruh mahasiswa bebas menyatakan perasaannya ke sunbae maupun hoobae mereka. Ottokhae?? Bukankah itu menakjubkan???”
“Aku rasa itu tidak menarik. Cari hal lain!!!” kyu oppa dengan tegas menolak saran itu. Wae?? Itu kan acara yg baguss. Agar semua perasaan suka kita bisa terungkapkan.
“Menurutku itu acara yg baguss oppa. Adakan saja. Ya.” Kyu oppa hanya diam mendengar perkataanku. Aku rasa dia tetap akan perkataannya yg tadi. Menolak saran itu.
“Sunbae, benar yg dia katakan. Ayolah sunbae adakan saja.”
“Ne oppa, kan bagus jika kita bisa mengungkapkan perasaan kita pada orang yg kita suka. Ayolah oppa, ini kan jarang terjadi.”
“Emm, baiklah. Tapi aku tidak mau acara itu dilaksanakan secara berlebihan.”
“Mwo?? Kau menyutujuinya?? Sunbae, gomawo.. Ah, kau sapa?? Sepertinya aku pernah melihatmu. Apa kau mahasiswa disini??? Jurusan apa??”
“Aku eee … Oppa, aku ingin ke sana.” Aku mengalihkan pembicaraan yeoja ini, apa yg harus aku jawab. Aku takut, aku tidak mengetahui apa2.
“Ne, kkaja.” Kyu oppa tersenyum lalu mengajakku pergi ke tempat lain.
“Tempat apa ini oppa??”
“Ini adalah ruang dosen.”
“Aku ingin masuk. Kkaja.” Aku masuk ke ruangan itu bersama kyu oppa. Ada data2 di atas meja. Karena aku penasaran aku melihat-lihat berkas itu.
“Yak!! Kau tidak boleh melihatnya. Itu adalah berkas soal ujian.”
“Mwo?? Ujian??”
“Ne. Wae??”
“Apa akan ada banyak ujian??”
“Tentu saja, kau kira??”
“Aku kira saat kuliah adalah saat terindah. Ternyata banyak ujiannya.”
“Ehm. Tentu saja. Bahkan lebih susah dari waktu di SMA.”

Aku terdiam. Aku terpaku oleh kata2 kyu oppa. Aku kira sangat menyenangkan saat kuliah, tapi ternyata banyak ujian. Aku tidak menyukai ujian. Sama sekali tidak.

“Jini-ahh. Wae?? Gwenchanayo??”
“Anii. Na gwenchana.”

“YAK!! Siapa itu!!!”
“Aish, ada guru. Kemarilah.” Kyu oppa langsung menarikku bersembunyi di bawah kolong meja. Dia mendekapku. Tubuhku dekat sekali dengannya karena kolong ini sempit sekali. Jantungku berdetak cepat sekali. Wajahku juga memanas. Ada apa ini.

“Emm, tidak ada orang. Siapa tadi itu?? Mungkin perasaanku saja. Sudahlah.”

“Ssst.” Setelah orang itu pergi kyu oppa langsung membantuku bangun.
“Bisa bahaya jika ketua acara penyambutan mahasiswa baru ketahuan masuk ruang dosen. Kkk”

Dari tadi aku hanya diam, perasaanku menjadi campur aduk setelah keluar dari kolong itu. Perasaan apa ini. Apa aku menyukainya. Omo~

“Jini-ahh. Kau kenapa?? Jini-ahh, menjadi mahasiswa memang enak, tetapi tetap ada ujian. Bukannya aku menakut-nakutimu. Tapi memang seperti itu. Jalani saja dengan senang. Pasti kau akan menyukainya.”
“Jincha?? Tapi mendadak aku takut~”
“Hahaha, jangan takut. Kan ada aku. Ayo kita pergi.”

Saat aku akan pergi tiba2 tasku nyangkut. Semua barang-barangku terjatuh. Aku langsung merapikan barang2ku yg berantakan.

“Kkaja oppa.”
“Emm ne. Eh chamkamman. Sepertinya barangmu ada yg tertinggal.”
Kyu oppa menunjuk sesuatu. Iya itu milikku. Itu kartu pelajarku. Omona, mengapa aku membawa kartu itu juga.

“Jini-ahh. Ini, apa ini milikmu?? Kau anak sma?? Kau berbohong padaku??”
“Oppa anii itu.”
“Sudahlah pulanglah. Kau tidak cocok berada disini.”
“Tapi oppa aku bisa menjelaskannya …”
“PERGI!!!!” Kyu oppa langsung meninggalkanku. Oppa mianhee, bukan maksudku untuk berbohong. Oppa…

2 Minggu Kemudian

“MinHyun-aah. Kau punya dress berwarna putih kan?? Aku mau pinjam.”
“Ehm. Ambil saja di lemari. Onnie mau kemana pake dress putih??”
“Onnie mau ke kampus. Di kampus ada acara free love day. Semua mahasiswa diharuskan memakai pakaian warna putih.”

Free love day. Tiba2 aku teringat dengan kyuhyun oppa. Bagaimana kabarnya?? Aku merindukannya.

“Onnie, boleh aku ikut??”
“Eeeh??? Bukannya kau trauma pergi ke kampusku?? Lagian selain mahasiswa kampus tidak boleh ikut acara itu.”

Aku ingin pergi. Aku ingin melihat kyuhyun oppa.

Author pov
“Aku mencintai lala. Maukah kau menjadi pacarku.”
“Whoaaa ternyata Kim Heechul-ssi menyukai lala. Ottokhae?? Apa kau akan menerimanya.” Tanya MC acara tersebut kepada lala. Tapi tiba2 ada seorang yeoja yg menaiki panggung dan merebut mic. Tapi MC itu mengambil lagi mic nya.
“Yak!! Apa yg kau lakukan??”
“Aku juga ingin menyatakan perasaanku.”
“Tapi kau kan bukan mahasiswa disini. Kau tidak boleh!!!”

Yeoja itu tidak menghiraukan omongan MC itu dan mengambil mic.
“Kyuhyun oppa. Aku MinHyun. Apa kau masi mengingatku?? Aku mau minta maaf oppa. Aku mohon maafkan aku…”
“YAK!! Sudah aku bilang, kalau bukan mahasiswa tidak boleh!!”
“Aish kau ini berisik sekali. Aku hanya mau bilang. Cho KyuHyun, aku menyukaiMu!! Apa kau mau menjadi namjachinguku???”
Semua orang langsung memandang kyuhyun. Dengan tatapan berharap kyuhyun akan menerima minhyun.

——————————————————-

Minhyun POV

Hari itu aku mengatakan perasaanku kepadanya. Dia bilang menyukaiku. Tapi dia tidak menerimaku menjadi yeojachingunya. Dia berjanji akan menungguku hingga lulus SMA dan menjadi mahasisiwi. Aku sudah menanti saat2 itu. Dan hari inilah saat itu. Hari dimana aku diterima sebagai mahasiwi. Tentu saja di kampus yg sama dengan kyuhyun oppa.

“Oppa, hari ini aku sudah resmi diterima sebagai mahasiswi.”
“Lalu??”
“Yak. Kau berjanji akan menjadikanku yeoja chingumu saat aku menjadi mahasiswi!! Apa kau tidak ingat?? Jangan2 kau juga sudah lupa!!!”
“Hahaha, iyya aku ingat. Ehm. Minhyun-aah, maukah kau menjadi yeoja chinguku?? Menjadi pujaan hatiku??”
“NE Oppa. Saranghae.”
“Nado saranghae.”. Kyuhyun oppa memegang tanganku dan mencium bibirku lembut. Saaranghae oppa. Saranghae Cho Kyuhyun. Yeongwonhi geudeman saranghae (Ơ̴̴̴̴̴̴͡.̮Ơ̴̴͡)

End
~(˘▽˘~)(~˘▽˘)~

annyeong

annyeong all, ini blog baruku. blog lamaku kena hack jadi gk bisa dibuka lagi. jadi maklum kalau isinya masi sedikit.

bagi yg mau request FF bisa kok. bisa comment di post ini atau add pin BBM ku 21baa4d1

tapi straight ya, aku gk bisa bikin yaoi. heehe.

gomawo. annyeong *deep bow

Protected: everything because lala

This content is password protected. To view it please enter your password below:

Protected: my unbelivable night

This content is password protected. To view it please enter your password below:

my umbrella

Cast:
Cho kyuhyun
Lala kwon a.k.a author
Park Eun La
Kim Heechul
Lee SungMin
Teuki (cameo)

“Lala-aah, cepatlah sedikit, eomma tidak mau membuat orang lain menunggu”
“Ne eomma~” kata lala sambil bergegas keluar rumah menemui appanya. “Kkaja eomma”
Mereka berdua pun segera meluncur ke restoran tempat Mrs. Kwon bertemu dengan calon istrinya. Mr. Cho.

“Annyeong, mian aku terlambat.” Sapa Mrs. Kwon pada Mr. Cho
“Anii, aku baru saja datang. apakah ini anakmu?? Neomu yeppeo.” Puji Mr. Cho terhadap lala.
“Kamsha hamnida. Choneun lala imnida. Bangapseumnida.” Lala memperkenalkan dirinya pada Mr. Cho
“Ne. Bangapseumnida. Emmm, itu dia anakku.” Mr. Cho menunjuk namja yg baru saja keluar dari arah kamar mandi.
“Lala, kenalkan dia anakku. Cho kyuhyun. Dia akan menjadi oppa mu mulai minggu depan”

Kyuhyun POV

“Lala, kenalkan dia anakku. Cho kyuhyun. Dia akan menjadi oppa mu mulai minggu depan.” Appa memperkenalkanku pada seorang yeoja. Aku rasa dia anak Mrs. Kwon. Yeppeo. Sepertinya dia akan menjadi dongsaeng yang manis. Heehe
“Annyeong kyuhyun-ssi. Bangapseumnida~” dia membungkukkan badannya. Begitupun aku.

Appa dan Mrs. Kwon sedang asiik berbincang, tapi aku rasa lala merasa tidak suka berada di antara mereka.
“Lala-aah, maukah kau menemaniku keluar sebentar” tanyaku pada lala. Dia langsung beranjak pergi menyusulku.

Malam itu aku berbincang banyak dengannya. Aku menyukai pribadinya, dia orang yg ceria. Tapi aku sedih saat tahu ternyata dia sudah mempunyai namja chingu yg juga masih temanku.

sudah sebulan appa dan Mrs. Kwon yg sekarang menjadi eommaku menikah. Mereka terlihat bahagia. Begitu juga lala. Dia selalu manja terhadap appaku. Tapi aku tidak cemburu melihatnya.

“OPPAAA”
“Eeh, kau mengagetkanku, wae??”
“Oppa, hari ini aku akan pergi dengan chulpa.”
“Terus?? Kau tidak mungkin mau mengajakku kan??”
“Aish oppa. Tentu saja aku tidak akan mengajakmu!! aku sudah berjanji pergi dengan chulpa. Tapiiii..”
“Tapi apa??”
“Tapi aku juga berjanji dengan temanku akan mengembalikan bukunya sekarang. Tidak mungkin kan aku bisa berada di 2 tempat berbeda dan jarak yg sangat jauh.”
“Lala-ah. Katakan apa maumu!!”
“Heehe, oppa. Bisakah kau menggantikanku bertemu dengan temanku dan mengembalikan buku ini???”
“Mworago?? Andwae!!!!”
“Aish oppa.. Jebaaaal. Aku akan membelikan kaset ps yg baru deh.. Yya oppa yya oppa” aish. Anak ini mulai merayu lagi.
“Oppa, mengapa kau tidak menjawab?? Kau tidak mau membantuku yya?? Apa kau tidak sayang lagi padaku??” Lala mencoba merayuku. Kasian dia, lebih baik aku menolongnya, dia juga sering menolongku.
“Ne~ oppa akan membantumu. Tapii..”
“Aaah gomawo oppa, oppa tinggal datang ke taman kota lalu duduk di bangku dekat toko bunga, temanku akan menemui oppa disana. Arrachi?? Gomawo oppa” lala mencium pipiku sebelum dia pergi, aku mengambil buku itu lalu bergegas pergi. Aish, aku lupa menanyakan wajah orang yg akan aku temui (–˛ — º)

Akhirnya aku sampai di tempat yg di instruksikan oleh lala. Aish kemana sie temannya lala. Aku sudah menunggu setengah jam disini. Aish~ anak itu sedang asik2nya berpacaran aku malah mau di bodohin seperti ini.

Ahh, sepertinya yeoja yg sedang lari dengan gegabah itu adalah temannya, sama seperti lala.
“Hhh hh hhh hhh. Annyeong. Apa kau kyuhyun??”
“Ne~ aku kyuhyun, kau temannya lala??”
“Ne~ choneun park eun la. Bangapseumnida.”
“Ne~ bangapseumnida. Ini bukumu.”
“Ahh ne~ gomawo oppa sudah mau mengantarkannya.”
“Ne~ cheonmaneyo.” Ahh apa ini. Air. Hujan.
“Aigo na~ hujan. Ottokhae??” Spontan aku langsung menarik eun la menuju tempat yg teduh.

Dia banyak cerita tentang kehidupannya. Dia orang yg humble. Aku mulai merasakan getaran di hatiku. Getaran yg sama saat aku bertemu lala pertama kalinya. Tapi getaran ini lebih kuat. Apakah aku jatuh cinta dengannya?? Pada pandangan pertama?? Aigo~ apa yg aku pikirkan??

“Oppa, wae?? Mengapa kau melamun??” Eunla ternyata menyadari aku tidak memperhatikannya.
“Anii, gwenchana~ hujaannya sudah reda. Aku antar kau pulang??”
“Anii tidak usah aku pulang sendiri saja. Rumahku berbeda arah dengan oppa, aku takut menyusahkan oppa.”
“Apa tidak apa??”
“Ne. Annyeonghi jumuseyo oppa.”
“Ne~”

Hari ini sudah 2bulan aaku dekat dengan eunla. Mengetahui segala sifatnya, mendengar keluh kesahnya, dan berbagi kisah bersama. Aku menyukainya. Aku tidak tahu apa dia menyukaiku juga. Dia pernah bercerita bahwa dia sedang dekat dengan seorang namja. Dan dia menyukai namja itu. Apa itu aku?? Tapi aku rasa tidak mungkin. Dia hanya bilang aku mengenal namja itu. Tapi bisa saja itu aku! Haeh. Aku jadi gelisah. Apa aku tanya pada lala?? Ehm, dia kan sahabatnya. Pasti dia tau.

“Laalaaaa-aah.. Nae dongsaeng. Mwo haeyo??”
“Eeeh?? Oppa?? Kau sakit??” Tanya lala sambil memeriksa dahiku.
“Yak! Apa yg kau lakukan, aku baik2 saja.”
“Jincha?? Tapi aku rasa tidak.”
“Aish kau ini!!! Lala-ah, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”
“Eh?? Tanya apa??”
“Tentang temanmu, eunla??”
“Mwo?? Ahh nee~ arrachi. Uhmm aku sudah mulai bisa menciumnya.”
“Mwo?? Mencium?? Mencium apa??”
“Aroma wangi jatuh cinta. Oppa menyukai eunla kan?? ㅋㅋㅋ”
“Emm, ne.”
“Mwo?? Yaak! Oppa?? Kau serius?? Omo~ aku kira oppa yaoi.”
“YAK!!! Apa kau bilang!!”PLETAK.”Enak saja kau bilang oppa mu ini yaoi.”
“Aish oppa, SAKIT!!!! Abis selama ini oppa slalu bersama sungmin oppa, aku kira kalian yaoi. ㅋㅋㅋ”
“Lala-ah, aku serius!! Emmm, apa kau tau eunla sekarang lagi dekat dengan siapa??”
“Emm, aku rasa ada. Wae??”
“MWO?? Nugu?? Apa kau tahu??”
“Kau!!”
“Mwo?? Apa maksudmu??”
“Ne~ eunla sedang dekat dengan namja dan namja itu kau oppa!! Babo (¬_¬”) ”
“Jincayo??”
“Ne. Wae??? Kau ingin menyatakan perasaanmu??”
“Emm,, ne~”
“Ooh.”
“Wae?? Mengapa hanya oh??”
“Lalu oppa menginginkan aku berkata apa??”
“Anii, tidak usah berkata apa2. Aku rasa kata2mu tidak membantu.”
“Mworago??? Aish~ pergi kau dari kamarku” Lala langsung melempar bantal padaku. Hahaha dongsaeng yg aneh (–˛ — º)

Hari ini aku mengajak eunla bertemu di tempat pertama kali kita bertemu. Aku ingin mengungkapkan perasaanku.

“Oppa, wae mengajakku bertemu maghrib2 gini?? Pamali tau oppa keluar maghrib2!!”
“Anii, aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu??”
“Jincha?? Aku juga. Aku sedang bingung oppa.”
“Mwo?? Bingung. Bingung mengapa??”
“Kau masih ingat aku perna bercerita bahwa aku menyukai seorang namja?”
“Ne~ siapa dia??” Tiba2 saja jantungku berdegup kencang.
“Ne~ nae sunbae. Teuki sunbae. Dia menyatakan perasaannya padaku. Dia bilang dia mencintaiku. Oppa, aku menyukainya juga, tapi.. Oppa??? Gwaenchana?? Wajahmu pucat sekali.” Ne~ wajahku pucat, badanku sangat lemas. Itu karena perkataanmu. Hatiku langsung mencelos mendengar semua ucapanmu eunla.
“Anii. Nagwaenchanayo. Eunla, bukankah itu baguss. Orang yg kau sukai juga menyukaimu??”
“Ne~ tapi hanya saja..”
Drrrt drrrt
“Omona, lala sms, dia bilang aku harus cepat pulang. Miane, aku pulang duluan ya. Annyeong eunla.”

Author pov
Kyuhyun meninggalkan eunla yg masih heran dengan perubahan sikap kyuhyun yg menjadi dingin.

Sesampainya kyu di rumah, dia langsung duduk di teras dan memandangi gantungan kunci kayu lumba2 yg akan dia berikan untuk eunla.

“Hhh hhh hhh”
“Mwo?? Eunla-ssi. Wae?? Mengapa kau kesini??”
“Oppa, mengapa kau pergi. Aku belum selesai menyelesaikan ceritaku.”
“Jadi kau kesini karena ingin melanjutkan ceritamu?? Ne, baiklah aku akan mendengarkan”
“Oppa, tadi siang teuki sunbae menyatakan perasaannya terhadapku, tapi aku belum menjawabnya. Itu karena.. Karena aku menyukai seseorang. Seseorang yg slalu percaya kata2ku. Mau mendengarkan keluh kesahku. Membantuku dalam banyak hal. Seseorang yg bisa menduhkanku di saat panas, menghangatkanku dan melindungiku di saat hujan. I really love you cho kyuhyun, my own umbrella. Tidakkah kau menyadari itu?? Atau kau memang menungguku untuk mengatakannya??”
“Eunla, aku.. Aku tidak tahu kau merasakan hal yg sama denganku. Hatiku terasa sakit saat kau mengatakan teukie menyatakan perasaannya. Aku sudah tidak dapat berpikir lagi. Aku merasa aku tidak punya harapan lagi. Mianhee eunla tlah membuaatmu menunggu. Menungguku menyatakan perasaan ini sampai akhirnya kau yg mengatakannya. Eunla-ssi, saranghae.”
“Ne~ nado saranghae”
Kyuhyun memeluk eunla, begitupun eunla dia memeluk kyuhyun.

~ end ~
~(˘▽˘~)(~˘▽˘)~

Behind story
“Chulpa, mengapa kyu oppa pulang dengan kaki lemas sperti itu??”
“Na mol rayo, chagiya, apa jangan2 eunla menolaknya??”
“Mwo?? Jincayo?? Aish~ aku jadi penasaran, aku telpon saja ya si eunla!!”
“Ne~ telponlah~”
“Yoboseyo, eunla. Yak, apa yg terjadi?? Mwo?? Anii, aku tidak menyuruhnya pulang.. Aah, jincha?? Aish~ babo, dia mnyukaimu!!! Mengapa kau malah bercerita seperti itu. Oooh, ne ne~ yak!! Tapi kau kan tau oppaku babo. Em em em ne~ ne arraseo”
“Wae?? Apa yg dikatakannya??”
“Eunla bilang td dia bercrita ttg teuki menyatakan perasaannya, lalu kyu oppa pulang”
“Mwo?? Lalu?? Mereka batal jadian??”
“Anii, eunla lagi otw kesini. Hehehehe”
“YAK!!! Kalian!! Apa yg kalian lakukan??”
“Sungminnie oppa, kita sedang..”
“Aish~ pasti kalian mengintip lagi!!! Ayo bantu membuat kimchi untuk makan malam!!! Gara2 appa dan eomma mu berbulan madu jadi aku yg memasak!!!”
“Oppa, lakukanlah dengan ikhlas, nanti makanannya gk enak lho~~”
“YAAA!!! Apa kau bilang!!! Iissh kaau ini.”
“Yak sungmin, apa yg kau lakukan?? Memukul lala dengan spatula, bagaimana kalau kepalanya bocor. Issh kau ini!! Sana memasak!!!”
“Mengapa kau jadi membelanya?? Aku kan dongsaengmu!! Kau pilih kasih hyung!!”
“Aish~ sudah sudah. Ayo masak. Berisik kaalian ini.”

my namja chingu

Cast:

Park Ni Chan

Kim Hee Chul

Cho Ji No

Lee Han Woo

Lee Hyuk Jae

Lee Dong Hae

Kim Hyun Ri

Kim Jae Joong

Kim Seo Yun

Jessica

Choi Shin Ri

Kang Young Ra

Romantis, Geje, Halal (?) , Series.

Ni Chan pov.

Pesawat yang kutumpangi sudah mendarat di Incheon airport. Aku dan pembantuku baru saja pulang dari berlibur d Indonesia selama 2mnggu unutk melihat BB jiplakan yg kono nma’a SM*SH. Kami menunggui barang-barang kami yg sdang dperiksa. Itu dia! Koper hitamku telah muncul dari balik alat detector. Ia tampak seperti seorang ratu kecantikan yg sedang berlenggak-lenggok di atas pentas *ALAY*. Tas pembntuku suda dpgangnya. Kemudian kami berjalan keluar dari ruangan itu beriringan. Hamper sampai di depan pintu keluar, kudengar seseorang yg tmpaknya sdang mmanggil kami. Aku memutar bdan dng cepat. *jeng jeng jeng jeng* Ya Allah, astaghfirullahaladzim, Namja itu cakep sekali, Irfan Bachdim aja lewat!!!

“Mianhae, tas kita tertukar!” katanya pada Hanwoo, pembantuku *jiahahahaha*

Namja itu tmpak salah tingkah. Tetapi, itu malah membuatnya terlihat tampaan >.<

“Hello,,, itu tas saya…” katanya lagi.

“Tapi ini kan tas yg saya bawa dr rumah”, balas hanwoo dng wjah innocentnya. Kuperhatikan 2 tas itu. Sepintas memang klihatan sama.

“Memang kelihatan mirip sih!” kataku menengahi.

“Mirip sih mirip! Tapi tas saya yg itu!” katanya smbil mnunjuk tas yg dicengkiwing Hanwoo. Cakep-cakep pemarah..

“OK. Kita periksa saja biar adil..” hanwoo langsung akan mmbuka tas itu, tp namja kyeopta itu mlarangnya.

“Eh, Andwaeee!!!! Itu barang pribadi saya”

“Yaudah kl gk mau, kkaja hanwoo, bawa pulang tasnya!”

Namja itu terlihat bingung. Sialan! Bingung2 kok masih cakep sih!! Aku dan hanwoo mlai berjalan lagi, mmbiarkan namja kyeopta itu mmeras cucian, eh otaknya sendiri.

“NE.. aku setuju!” teriaknya. Aku trsnyum mnang, lalu mmutar bdan sprit Kareena Kapoor (?).

“Hanwoo, bukalah tas itu!” kataku pada Hanwoo. Namja itu terlihat kesal, bibirnya manyun 5cm ked pan. Hanwoo mmbuka tas itu. Aku smpat slah tingkah saat tas yg  dibuka ternyata isinya bukan barang Hanwoo. Tetapi aku langsung geli ketika melihat isi tas itu. Emang sih ni namja imut, tapi masa isi tasnya boneka kecil, bunga, kosmetik mcem2 wrna dn merk. Yaowoh, cakep-cakep keriting jarinya. Baru mau naksir =.=

Wajahnya tmpak memerah. Ia langsung mngatur kmbali barang2nya. Hanwoo jalan2 takut2 ke arahku.

“Benar kan! Sudah saya blang ini tas saya.”

Aku jadi slah tngkah. Aku takut namja itu jadi membenciku. Masa baru beres liburan uda dibenci orang??

Namja itu langsung berdiri, memandangi kami dengan kesal. Tiba2 aku mndangar suara yeoja brteriak, ‘JINO”!!!

Namja itu tak mmperhatikan kami lagi. Matanya mncari2 yeoja yg tadi mmangilnya, dan matanya menuju k arah seorang yeoja cantik yg sdang tersenyum bahagia. Namja itu bersiap2 utk pergi.

“Hei!! Mianhae,,” kayaku ragu2.

Namja itu menoleh ke arahku. Dia tersenyum. “Ne, gwaenchanayo.. masalah boneka tadi itu pemberian fans saya.” Ucapnya lembut.

Fans..?? jangan jangan…

“kamu artis ya??”

“bisa dblang begitu. Gk ngetop2 bgt sih, buktinya kamu gk kenal.” Katanya sambil tertawa memamerkan deretan gigi putihnya yg tmpak spt deretan domba slesai mndi.

Aku hanya tertawa pelan dn tidak enak mndngar prktaannya.

“ehm, aku jlan dulu ya. Sudah ditungguin!” dia mnunjuk yeoja yg tadi.

“Yeoja chingu yaa??” tnyaku sok akrab. Wajah namja itu berubah merah, persis tomat yg siap d panen.

“Anii, dia bukan yeoja chingu ku!” balasnya cepat, “hanya teman biasa saja,”

“ooh, yeppeo.”

“kamu juga, yeppeo!” katanya tiba2, mmbuatku mrasa wjahku brubah mnjadi tomat. “bye..” dia melangkah kabur.. ck!!

Aku mngambil koperku dari lantai, saat aku berjalan tiba2 dai sudah ada di hadapanku lagi.

“emm, boleh minta nomor telpon gk??”

“mwo??” jwabku SHOCK!! “emm, tukeran ya..?” Tas koperku tak jdi kuangkat. Kami saling tukar nomor hape.

“OK, gomawoyo. Duluan ya?”

“ok, bye..” jawabku singkat.

Aku berhasil mndapatlan taksi. Pak sopir langsung menolong kami mnurunkan barang2. Sampai juga aku ke apartemenku. Saat kami masuk, di depan ada seorang satpam baru yg sedang tugas.

“Annyeong,” Sapanya padaku dan hanwoo.

“Annyeong, satpam baru ya?? Aku tidak perna mlihatmu.”

“Iya, saya satpam baru, baru 5 hari bekerja disini. Anda nona Park Ni Chan kan??”

“Ne. Yasudah kalau…” belum selesai aku bicara Hanwoo, yang aku kenal innocent dn pemalu, tiba2 mengulurkan tangannya pada satpam itu dan mengajaknya berkenalan.

“Annyeong, choneun Hanwoo imnida. Teman merangkap pembantu Ni Chan!”

Katanya malu-malu. Hanwoo dan satpam itu saling berpandangan. Ehemm…. Apakah cupid sedang mampir kemari?? Aku menarim tangan Hanwoo dan segera mengajaknya mencari flat kami. Flat nomor 4. apa yg kami lihat selanjutnya?? Tentu saja flat kami, tidak ada yg berubah,, kkk~ karena hari sudah larut, kami putuskan untuk tidur.

Jino pov.

Hari ini aku pergi ke tempat jaejoong hyung, ada hal yg ingin kubicarakan dengannya.

“Jino-yaa?? Kau bilang ingin membicarakan sesuatu, apa??” tnya jaejoong hyung.

“hyung, kmarin aku ketemu sama yeoja di bandara,, yeppeo. Kita bicara banyak, saking banyaknya aku lupa nanya namanya…” kujelaskan masalahku padanya.

“Oooo.. makanya kalau ketemu yeoja harus nnya 4 hal pnting. 1. namanya, 2. alamatnya, 3. nomer telponya, 4. ..” jaejoong hyung tmpak spt anak TK blajar ngitung, persiss!!!

“Kalau nomer telpon aku pnya hyung..”

“Yak!! Kau ini BABO sekali!! No telpon pnya tp namanya lupa nanya!!”

“Lupa.. hyung, kau percaya cinta pada pndangan pertama tidak??”

“emm, wae??”

“sepertinya, aku sedang merasakanny sekarang..” jelasku malu2

“Woooow… kemajuan besar, besar, dulu aku berpikir kau tidak akan jatuh cinta seumur hidup, tapi skarang ngalamin cinta pada pndangan pertama” cerocos jaejoong hyung takjub.

“Tapi, apa aku bisa ketemu dia lagi hyung?”

“Ya bisa dong!!”

“caranya?”

“Ya telpon dong. Kan punya nomer belnya!!”

“Terus cari sapa?? Kan gk tau namanya.”

“Cari aja helmoni atau harabujinya!!!!”

“mwo??”

“ *sigh* Jino babo-yaa!! Itu hape miliknya, berarti kmungkinan besar yg ngangkat dia.”

“oiyaa yaa,, heehe” kuambil hapeku dari kantonmg celana, kucari nomer telponnya dan segera aku telpon.

“Yoboseyo…” sapaan dari sebrang.

Lho?? Aku jadi bingung, suaranya beda sama suara yeoja yg aku temui kemaren.

“Yoboseyo?? Cari siapa ya??” ulangnya.

“Wae??” tnya jaejoong hyung penasaran.

“Yang ini temennya itu.. aduuh gimana nie hyung??” Jaejoong hyung langsung merebut hape dari tanganku. Saat ini di mataku, Jaejoong hyung seperti seorang ksatria perangyg datang memberikan pertolongan di saat-saat terakhir (?).

‘Yoboseyo, bisa bicara dengan teman kamu?? Ituu, yg kmaren ketemuan di Bandara… Ni Chan…” Hyung berbicara dng org di sebrang.

“Ni Chan??” tanyaku ketika hyung menyebut nama itu.

“Keluar??.. oooo.. Eh, ini siapa ya??..O, pembantunya.. Hanwoo…. Yaudah, gomaptaa…” jaejoong hyung mentup telponnya. “ Nama cewek itu Park Ni Chan, panggilannya Ni Chan. Sekarang sedang kursus (?) salon di dekat bangunan SM entertainment. Sudah berangkat dari tadi pagi.” Jelas jaejoong hyung.

“Kesana yuk!” ajakku bahagia.

“Gk mau, males!! Lagian kalau aku ikut aku takut dia malah suka padaku. Kasihan kau!!”

“Aish, yauda ak berangkat sendiri,, annyong hyung” pamitku.

Ni Chan POV

Ya ampun, tempat ini besar sekali, aku jadi bingung ==a

Aduh..

Siapa sih?.. orang lagibingung begini masi sempat-sempatnya ditabrak. Ampe jatuh pula.

“OMO!!! Mianhee… “

“YAK!! Shin ri-yaa gimana si, tolongin donk!!”

Ternyata mereka ada 2 orang.

“mianhee, aku gk sengja.”

Aku mengangkat mukaku untuk melihat rupa mreka. OMONA O.O aku kaget sekali. 2 yeoja ini dandanannya menor sekali. Persis seperti eomma kalo mau k kondangan. Aigo. Mereka bermaksud membantuku berdiri.

“Gk usah, aku bisa bangun sendiri.”

“Mianheyo..”

Tampaknya dia yg menabrakku tadi.

“Na gwechana.” Aku membersihkan debu yg menempel d celanaku, lalu tersenyum pada mereka.

“Oh ya kenalkan kami R2R.”

“R2R??” ulangku bingung + takjub. R2R? nama macam apa itu??

“ne~ R2R di ambil dr nma belakang kami, yongRa dan shinRi kayak M2M gitu.” Seru yeoja yg katanya namanya yongRa. Genit kemna-mana. Jadi itu mksud mreka. Wheleh wheleh ngerti ngerti ngerti.

“Ni Chan imnida.”

“ni Chan, nice name.” bales yeoja yg bernma shinRi.

“baru d tmpat ya??” Tanya yongRa

Aku hanya mengangguk mengiyakan, masi takjub meihat 2 yeoja d hdapanku ini.

“whoa,, nado~~”smbung shinRi antusias. Banget.

Aku senang bertemu mereka, walaupun mereka aneh. Banget. Tapi terima kasih Tuhan, tabrakan mmbawa berkah.

Aku menanyakan kepada mereka ruangan untuk murid level terampil. Ternyata mereka jga mau kesana. Akhirnya kita berjalan bersama menuju ruangan itu. Sampaii…

“Eh, senior2 pada ngagumin penampilan kami, lho! Tadi aja aku semapt lirik2an sama senior yg paling ganteng.” Ucap yongRa pamerr.

“Senior yg mana??” Tanya shinRi.

“sama siapa lagi kalau bukan Lee Dong Hae-ssi!!”

“MWO??? Dia kan gebetanku!!” suara shinRi mendadak melengking.

Suara shinRi yg melengking ini mengingatkan pada suara ayam betina yg mau bertelur.

“waeyo?? Wae kalo aku naksir donghae-ssi juga??” balas yongRa berapi-api.

“Yaa.. dari pada marahan mending kita ke kelas!!” ajakku sebelum terjadi siaran smackdown live dihadapanku.

“Yaudah yuk!!” shinRi menggandeng tanganku smbil menatap yongRa kesal.

“niChan, ikut ma aku aja!!” yongRa menarik tanganku yg satunya lagi dan menghempaskan tangan shinRi. shinRi dan yongRa a.k.a R2R ini menariki kedua tanganku dengan sepenuh jiwa dan raga. Mereka gk peduliin rasa sakit PLUS MALU AKUT yg aku derita saat ini. Aigo. Gk jadi aku blang berkah deh 2 makhluk ini!!!

“Aigo~ jangan menyiksaku seperti ini, dong!!!” teriakku.

Rasanya aku ingin menangis sekeras2nya karena aku malu sekali. Dengan sekuat tenaga kutarik tanganku dari dua monster ini.

“begini aja.” Aku menggandeng tangan mereka berdua. “Kkaja.”

Kami bertiga duduk makan di kantinketika dua yeoja yeppeo  yg baru berbaikan ini mulai dengan segala keluh kesah mereka.

“Aduh.. gerah bangeet ya..”

“Iya nih, keringatan lagi! Make-up bisa luntur nih!!! Tambah shinRi

“Yaak! shinRi-yaa.. donghae sunbae tuh!!”

Kedua mahluk ciptaan Tuhan itukembali lagi pada kodrat kewanitaan. NAMJA!.. sunbae yg bernama Lee Dong Hae ituberjalan menuju arah kami sambil membawa makanannya. Mau gabung sama kita kayaknya. Dia menyapa kami sambil tersenyum.

“Aku gabung disini ya..”

“Ne~~~” duet mereka genit. Namja itu duduk di sampingku.

“sunbae, kenalin ini chingu baru kami, Ni Chan.” yongRa memperkenalkan diriku pada si cakep. Dia mengulurkan tangannya, akupun menyambutnya.

“Donghae imnida.”

“Ni chan imnida.”

yongRa sibuk membuka halaman2 majalah yg baru saja dia beli di kios depan.

“Yak!! shinRi yaa!!! Cona liat,, kyeopta sekali..” kata yongRa antusias.

“Whooaaa!!!! Iyya,,,, huaaa gossip baru lagi ya.. andai aja yeoja yg digosipin itu aku, bahagia seumur hidup deh aku”

“sadarlah shinRi, mana mngkin namja seperti dia mau dng yeoja spertimu!! Cho Jino bintang besar abad  ini digosipin dngan Choi shiRi, jadi gk enak gosipnya… “

Tiba2 aku teringat sesuatu. Suara gadis yang meneriakkan nama ‘Jino’ saat d bandara.

“Liat dong.” Kataku pada yongRa. Dia langsung mengoperkan majalah itu kepadaku. Aku memandang lekat foto namja itu. Jadi namanya Cho Jino.

“Uda. Fotonya jng di liatin trus. Idup ntar!!” gurau shinRi.

“kalau hidup kan enak, bisa d apa2in.. heehe”

“Dulu aku sering bgt ketemu ma jino kalau lagi ada acra2 show gitu. Tapi sekarang udah jarang. Aku harus lebih berkonsentrasi sama kuliah. Tinggal dikit lagi.”

“Eh, aku duluan ya.” Ucapku tiba2.

“buru2 amat” tahan yongRa.

“Kasian pembantuku di rumah. Duluan yaa.. “kataku sambil beranjak dari tmp du2k.

Aku berjalan keluar dengan hati dipenuhi rasa aneh.

Cho Jino…

Aku sedang berjalan mencari kendaraan umum. Aku kaget. Amat sangat teramat kaget. Apa kau tidak salah dngar ada yg memanggil namaku. Mobil itu melaju pelan di hadapanku. Kaca mobilnya diturunkan samapi bnar2 tandas. Kali ini aku lebih kaget. Orang yg memenggilku adalah CHO JINO yg kmaren aku temukan di bandara. Dia tersenyum padaku *author mimisan*

“annyeong ni chan..” sapanya tanpa turun dari mobil.

“Cho Jino..?”tanyaku ragu

Dia tertawa. Cakep sekali. Namja itu keluar dari mobil dan berjalan ke arahku.

“formal sekali, panggil saja aku Jino. OK??”

“OK. Jino.”

“mau pulang ya??”

“ne~ nie lagi nggu kendaraan”

“aku antar yuk..”

“gak usah deh, aku pulang sendiri aja. Nanti ngerepotin..” Lho.. kok malah aku tolak. Kan bukan itu yg aku pikirkan!!! Huaa.. baboya!!! Reaksi spontan. Jino hanya diam. Dia memandangku tanpa ekspresi. Kemudiann.. dia memutar badannya dan pergi. Saat ini aku ingin menangis sekeras-kerasnya. Padahal kalau diajakain lagi aku mauuu. Aku memperhatikan kepergiannya. Lho kok?? Kok bukan pintu pengemudi yg dibuka??

“kan aku yg ajak, mana mungkin ngerepotin!” dia mengembangkan senyumnya. Aku terenyuh (?) benar2 menyentuh.

“yuk..” ajaknya lagi. Bagaikan terhipnotis, aku berjalan ke arahnya, setelah aku masuk, dia menutupkan pintu mobil itu untukku. Saat dia masuk ke dalam mobil, bau parfumnya bagaikan menenangkan jiwaku. *haha*

“tinggal dimana??” pertanyaannya membuyarkan lamunanku yg sudah hamper mencapai langit ke lima *baru ke lima ya,, belum ke tujuh* /plak

“di apartemen *sensor*” jino langsung menjalankan mobilnya dengan tenang.

“kok bisa tahu namaku?? Kan waktu di bandara kita gk sempet kenalan.”

“oh. Tadi aku coba2 telpon ke ponselmu, pembantumu yg angkat” jelasnya. Aku langsung memeriksa tasku. BENAR!!! Aku gk bawa hape. -_-

“jadi hanwoo yg kasi tw namaku?? Trus kamu ngapain tadi disana?? Kuliah di kampus *sensor* ya??”

“gk. Aku gk kuliah disana”

“terus ngapain tadi ke sana??” tanyaku bingung

“jemput kamu!” jawabnya sambil mengerling ke arahku

“jemput aku??” tanyaku makin bingung. Apaan nih? Ketemu juga baru kemaren, kenalnya baru sekarang, kok uda ada acara jemput2an?? *padahal dalem hati sneng* /plak

“aku pengen ketemu kamu aja,” katanya seakan menjawab pertanyaan hatiku (?). aku terpana. Dia serius gk ya?? Tak berapa lama mobilnya sampai di depan apartemen. Cepet banget sih -_-

“gk mampir dulu??”

“lain kali aja deh”

“emm.. gomawoyo.” Aku keluar dari mobil.

“salam buat hanwoo ya”. Aku hanya mengangguk dan dia langsung pergi. Aku masuk ke apartemen dengan perasaan bahagia. Aku mencari kunci flatku.

“aku pulang”

“ah, channi-ya, kau sudah pulang. Makanlah, aku suda menyiapkannya.” Cerocos hanwoo tanpa napas o.O

“ne..”

Ring ding dong ring ding dong

Itu suara bel pintuku. Aku membatalkan langkahku ke kamar dan menuju pintu. Akh.. kenapa dia yang mncul??

“hai..” sapanya sambil tersenyum

“hai..” balasku agak kikuk.

“kaget ya??”

“emm, lumayyan. Aku gk nyangka aja, kan tadi kamu bilangnya gk mau mampir.”

“ada sesuatu yg kelupaan… aku mau ngasih kamu ini.” Setangkai mawar putihmuncul bersama tngan kanan yg sedari tadi bersembunyi di balik tubuhnya.

“gomapta..” hanya kata2 itu yg dpat di produksi (?) oleh mulutku. Saat ini terasa begitu romantic. Senyumnya, tatapannya, segala tentang dia sungguh memabukkan.

“aku Cuma mau kasih itu aja, aku pulang ya. Bye”

Setelah dia pergi aku menutup pintu dan langsung menuju dapur. Kuambil sebuah gelas kaca dan mengisinya dengan air. Lalu, mawar putih pemberiannya kumasukkan ke dalamnya. Biar nggak cepet layu.

Hari ini aku sangat semangat. Aku yakin kalau hari senin ini pasti menyimpan banyak hal yang menggembirakan. Misalnya, pagi ini jino akan mengantarku. Kemarin jino menelponku saat aku sedang makan sayur asem buatan hanwoo. Dia berjanji kan menjemputku pagi ini. Awalnya aku kira dia akan menolak saat aku bilang brangkat jam 7 pagi, ternyata tidak. Pukul 7 krang 5 mnit aku stand by did pan apartemen.

1 menit.. 2 menit.. lima menit.. kok nggak dteng2 sie -_-

1 menit.. 2 m3nit..  5 menit.. akhirnya. Akhirnya. AKHIRNYA!! *lebay* mobil dan tuannya yg keren itu nongol juga!

“mianhee..terlambat 5 menit..” katanya sambil membukakan pintu untukku.

“ne.. gwaenchana.” Balasku. Sebenernya kamu dating aku uda syukur Alhamdulillah kok!!

Jino menjalankan mobilnya sambil terus tersenyum.

“kayaknya lagi bahagia banget”. Dia hendak mengatakan sesuatu tapi nggak jadi. Aku jadi penasaran.

“malam ini kamu ada acra??” Tanya jino pelan. Aku menggeleng

“Ehmm..” dia ragu2 lagi. Aku makin penasaran. “kita nonton yuk!” ajaknya serius.

“ehm.. aku… aku!…” balasku dadakan panic. Aku jadi kebat kebit sendiri. Dia mengajakku nonton. What a miracle *setel lagu miracle* aku memandangnya. Kok malah dia yg panic?? Tapi wajahnya terlihat lucu dengan ekspresi seperti itu ><

“pasti kamu mikir kalau aku bukan namja baik2 ya?? Nggak apa2 deh! Lagian ini juga salahku sendiri. Jangan marah ya!!” dia terus nyerocos nggak ngasih aku kesempetan buat ngomong.

“omonganku tadi jangan dimasukin ke hati ya. Anggap aja aku nggak pernah ngomong gitu.” Smabungya lagi. Senyumnya tampak begitu dipaksakan. Heran.. kenapa dia harus sekeki itu di hadpanku?? Aku memandangnya lagi, wajah tampan itu masih kelihatan panic dan keki.

“aku bisa nunggu kok! Sampai taun depan jg boleh. Kamu jngan marah ya?” tutrnya pelan tanpa memandangku.

“gitu,ya?? Padahal sebenernya aku mau bilang iya. Eh, kamunya malah nyerocos terus kayak emak2 keilangan jemuran..” aku terus tertawa. Apalagi ketika melihat sorot mata polosnya yang bersinar tiba2, jaringan syaraf tertawaku benar2 uncontrol.

“Jincha?? Yes!!!” dia tertawa ngakak kaya abis menang lotere.

“jam berapa??”

“kujemput jam stengah tujuh ya..” jawabnya dengan semangat ‘45

“boleh..” balasku bahagia. Kami sama-sama bertukar senyum. Senyum siapapun saat itu terasa begitu manis. Semanis gula aren kecebur madu..

Tepat setengah tujuh bel pintu berbunyi. Aku yakin dia yg dtang. Makanya, dengan memakai sedikit tenaga bionic, segera aku lari keluar kamar. Kulihat hanwoo sedang bersiap-siap untuk membuka pintu. Entah kekuatan apa yg mendorongku, tiba-tiba aku berteriak bak komandan psukan memanggil namanya.

“waeyo??” Tanya hanwoo polos padaku. Aku jadi kasihan melihat tampangnya yg super terperanjat.. jat!!

“itu pintunya biar kau yg buka!”. Hanwoo langsung membalik badannya kembali dengan kesibukannya menonton tv.

Aduh.. Pintu.. segera kubuka pintu itu, dan.. akh.. nuguseyo??

—————————————————————————————————————————

Film sudah berakhir. Tadi kami nnton film ATTACK ON PIN UP BOYS. Betul2 geje nie film. Lupakanlah soal film. Lebih baik menatap penampilan jino yg super aneh mala mini. Wig yg dipakainya, membuatku seperti sedang pergi sama The Beatles. Terus kacamata coklatmya.. kurang selendangnya bulu aja nie!!!!

“hee.. hee.. hee.. Luccu” aku tertawa pelan. Padahal sebenarnya aku ingin ngakak sengakak-ngakaknya. Aku udah total2an gini, eh dia malah geje gini penampilannya.

“wae??” serunya bingung ketika melihatku tiba2.

“kok kamu dandan kayak gini sih?? Aneh tau.” Jelasku sambil memandang penampilannya.

“buat antisipasi aja, takut fansku ada yg kenali.” Tuturnya masi dengan mimic bayi yg cute ><

“ljo?? Memangnya kamu nggak bangga dikerubungi banyak fans?? Kan tandanya kamu ngetop.”

“tapi kan sekarang kan aku lagi kencan sama kamu. Dan enam prinsip pacaranku bilang ‘jangan biarkan orang yg kamu sayangi merasa asendirian’!” tuturnya. Orang yg kau sayangi? Apa maksudnya aku?? Deg.. hatiku jadi kebat kebit lagi. Apa dia sedang mengungkapkan isi hatinya??

“terus apa hubungannya dengan fans??”

“baboya!” dia mencubit manja pipiku. “kalau nanti aku sibuk dengan fansku apa kamu nggak merasa sendirian??”

Deg.. ternyata memang aku.. dia suka padaku.

“kamu lagi ngapalain dialog sinetron ya??” kucoba menanggapinya dengan sedikt bercanda.

“maksudmu??”

“emangnya kita pacaran??”. How cool… senyum salah tingkahnya benar2 membuatku mabuk kepayang. Mabuk cinta memang terasa lebih enak daripada mabuk miras, mabuk obat, mabuk darat, mabuk laut. Asal jangan overdosis aja!!

“ehm.. kamu laper kan?? Cari makana yukk..” ajaknya.

“ok..”

Oh, chagiya,, I’ll go wherever you go..

Setengah sebelas lewat, jino mengantarku sampai di depan apartemen. Malam ini benar2 menyenangkan. Penuh dengan kesan mendalam.

“gomapta.. jeongmal haengbokhe..” aku tersenyum padanya, dia pun membalasnya. Aku bersiap-siap turun dari mobil ketika dia berguman memanggil namaku. Nada suaranay terdengar ragu. Aku mengurungkan niatku keluar dari mobil.

“wae??” tanyaku. Dia salah tingkah lagi, ada apa sih?? ==a

“emm.. anii..”

“yaudaah.. aku masuk dulu yaa,, annyeong..” pamitku, dia hanya mengangguk pelan. Aku menunggu di samping mobilnya, menunggu dia pergi. Tapi dia malah keluar dari mobil lalu berdiri di hadapanku dengan sikap kaku. Dia memandangku dari ujung kaki sampai ke ujung rambut, lalu ke ujung kaki lahi, ini orang mau apa sie =________________=a

“channi-ya, tadi tu aku bukan lagi ngapalin dialog sinetron, aku benar2 ingin kamu jadi yeoja chinguku.. sangsini joayo..”

Cup.. bibirnya cepat menyentuh bibirku. Sejenak aku merasa sedang di awing-awang. Ini ciuman pertamaku, terasa begitu special… aku menatapnya dengan perasaan campur baur. Wajahnya terlihat begitu serius. Ada sorot mata yg berharap di sana.

“mau kan??”

Aku mengangguk, walau perasaanku masih tak menentu. Tapi aku yakin feelingku tepat. Aku mau jadi yeoja chingunya ><

Dia menciumku lagi, sentuhan bibirnya terasa begitu lembut dan halus.

“aku pulang ya..” pamitnya

Aku hanya tersenyum mengiyakan. Kuperhatikan wajahnya yg bersinar di bawah kemilau lampu jalan. Betapa menariknya dia. Sekarang, aku yg jadi pemiliknya. Jeongmal Haengbokhe ^^

Previous Older Entries